TUBAN – Baru empat tahun berdiri, Rest Area Tuban akan direvitalisasi. Dalam revitalisasi tersebut rencananya mengubah 50 persen desain bangunan lama. Pertimbangan utama dinas koperasi, industri, dan perdagangan (diskopindag) setempat merombak karena tempat jajaran dan pamer suvenir tersebut sepi pengunjung.
Perlu diketahui, rest area diresmikan bupati Fathul Huda pada 16 September 2014. Inisiatornya dinas perekonomian dan pariwisata (disperpar). Bangunan rest area ini menempati eks lahan Terminal Baru Tuban. Pembangunannya yang dibiayai APBD tersebut berlangsung dua tahap. Yakni 2012 dan 2013. Total anggarannya Rp 5,7 miliar.
Kepala Diskopindag Tuban Agus Wijaya mengatakan revitalisasi rest area berdasar banyaknya masukan masyarakat. Termasuk keluhan pedagang yang sepi pembeli. Menurut dia, desain bangunan yang kurang menarik menjadikan pengunjung enggan singgah. ‘’Sudah dimulai (revitalisasi) secara bertahap,’’ kata dia.
Mantan kabag humas dan protokol setda itu mengatakan revitalisasi rest area diagendakan bertahap. Sebab, dana yang dimiliki dinasnya untuk membangun ulang tidaklah besar. Untuk mulai merombak rest area, tahun ini diskopindag menganggarkan Rp 480 juta. Rincian, Rp 80 juta dari anggaran pemerintah belanja daerah (APBD) 2018. Sementara dari PAK dan pihak ketiga masing-masing Rp 200 juta.
Agus mengakui, anggaran tersebut jauh dari cukup untuk menjadikan rest area lebih layak dari sekarang. Dia memerkirakan revitalisasi membutuhkan anggaran sekitar Rp 3 hingga 5 miliar. ‘’Solusinya harus menggandeng pihak ketiga atau perusahaan agar membantu merombak ulang,’’ jelas dia.
Dengan dana seadanya, lanjut Agus, institusinya hanya bisa merombak sebagian kecil saja. Untuk tahun ini, difokuskan pada lantai kawasan foodcourt. Tahun berikutnya menyentuh bangunan foodcourt.