31.1 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Semangat Tinggi, Gadis ini Ikuti UNBK dengan Keadaan Sakit

- Advertisement -

KOTA – Amelia Ayu Shinta, pelajar MAN Lamongan harus mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dengan kabel  bekas infus di tangannya. Ali Mahfud, ayah siswa tersebut, mengatakan, anaknya sakit sejak seminggu sebelum UNBK. 

Bahkan, selama satu minggu itu, Amelia dua kali masuk rumah sakit. Awalnya, dokter mendiagnosa tidak ada penyakit dan Amelia dibolehkan pulang. Sehari di rumah, ternyata kondisinya semakin drop. Amelia dibawa ke rumah sakit lagi untuk dilakukan pengobatan. “Baru keluar minggu, karena Senin harus mengikuti ujian,” ujarnya.  

Merasa tubuhnya mampu mengikuti ujian, Amelia diantarkan ke sekolah. Hari pertama UNBK, dia dibonceng pulang ke rumahnya di Kecamatan Solokuro menggunakan motor. Hari kedua ujian, tubuh Amelia semakin drop karena kelelahan. Dia dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan penanganan. Amelia harus antar-jemput dari RS ke sekolah. 

Ali menjelaskan, berdasarkan diagnosa dokter, anaknya mengalami gejala radang, DB, dan tifus. “Jadi harus mendapatkan penanganan intensif,” ujarnya. 

Kepala MAN Lamongan, Akhmad Najikh, mengatakan, siswa sakit juga tanggung jawab lembaga. Pihaknya akan memfasilitasi untuk proses antar-jemput dari RS ke sekolah. Apalagi, siswa masih memiliki kemauan kuat untuk mengikuti UNBK. Pihak lembaga sangat respect dengan siswa tersebut. 

- Advertisement -

Menurut Najikh, mengikuti UNBK dalam kondisi sakit sebenarnya bukan paksaan, namun kemauan siswa. Sebab, ketika siswa harus mengerjakan UNBK sendiri secara susulan, maka beban psikologi akan tambah. “Itu akan merubah konsentrasi siswa,” lanjutnya. 

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Lamongan, Abdul Ghofur, menuturkan, pelaksanaan UNBK berjalan lancar. Kendala teknis sudah tidak ada. “Tinggal satu hari, semoga bisa sukses,’’ harapnya. 

Dikonfirmasi terpisah, Kasi SMA/SMK Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Lamongan, Hartatik, menyatakan, jumlah siswa izin masih terdata tiga anak. Mereka dipastikan mengikuti ujian susulan. Sedangkan kendala teknis di lapangan sudah teratasi. Termasuk jaringan internet yang lancar. “Hanya hari pertama saja, wilayah Karanggeneng terjadi pemadaman,” katanya.

KOTA – Amelia Ayu Shinta, pelajar MAN Lamongan harus mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dengan kabel  bekas infus di tangannya. Ali Mahfud, ayah siswa tersebut, mengatakan, anaknya sakit sejak seminggu sebelum UNBK. 

Bahkan, selama satu minggu itu, Amelia dua kali masuk rumah sakit. Awalnya, dokter mendiagnosa tidak ada penyakit dan Amelia dibolehkan pulang. Sehari di rumah, ternyata kondisinya semakin drop. Amelia dibawa ke rumah sakit lagi untuk dilakukan pengobatan. “Baru keluar minggu, karena Senin harus mengikuti ujian,” ujarnya.  

Merasa tubuhnya mampu mengikuti ujian, Amelia diantarkan ke sekolah. Hari pertama UNBK, dia dibonceng pulang ke rumahnya di Kecamatan Solokuro menggunakan motor. Hari kedua ujian, tubuh Amelia semakin drop karena kelelahan. Dia dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan penanganan. Amelia harus antar-jemput dari RS ke sekolah. 

Ali menjelaskan, berdasarkan diagnosa dokter, anaknya mengalami gejala radang, DB, dan tifus. “Jadi harus mendapatkan penanganan intensif,” ujarnya. 

Kepala MAN Lamongan, Akhmad Najikh, mengatakan, siswa sakit juga tanggung jawab lembaga. Pihaknya akan memfasilitasi untuk proses antar-jemput dari RS ke sekolah. Apalagi, siswa masih memiliki kemauan kuat untuk mengikuti UNBK. Pihak lembaga sangat respect dengan siswa tersebut. 

- Advertisement -

Menurut Najikh, mengikuti UNBK dalam kondisi sakit sebenarnya bukan paksaan, namun kemauan siswa. Sebab, ketika siswa harus mengerjakan UNBK sendiri secara susulan, maka beban psikologi akan tambah. “Itu akan merubah konsentrasi siswa,” lanjutnya. 

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Lamongan, Abdul Ghofur, menuturkan, pelaksanaan UNBK berjalan lancar. Kendala teknis sudah tidak ada. “Tinggal satu hari, semoga bisa sukses,’’ harapnya. 

Dikonfirmasi terpisah, Kasi SMA/SMK Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Lamongan, Hartatik, menyatakan, jumlah siswa izin masih terdata tiga anak. Mereka dipastikan mengikuti ujian susulan. Sedangkan kendala teknis di lapangan sudah teratasi. Termasuk jaringan internet yang lancar. “Hanya hari pertama saja, wilayah Karanggeneng terjadi pemadaman,” katanya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Stok Kosong

Amankan Tiga Penjual Pil Dobel L


/