BOJONEGORO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro bentuk Paguyuban Pengepul Sampah. Terbentuknya paguyuban tersebut, ditujukan untuk memaksimalkan pengurangan sampah di Bojonegoro. Selain itu, juga meningkatkan pemahaman para pemulung dan pengepul terkait isu lingkungan. Sebab, dalam setiap bulan, para pemulung dan pengepul itu berkumpul untuk diberikan pemahaman lingkungan.
Kepala DLH Bojonegoro, Nurul Azizah mengatakan, Paguyuban Pengepul Sampah Barokah Bojonegoro (PPSBB) dibentuk pada 10 november 2017 lalu.
Paguyuban tersebut dibentuk dalam rangka meningkatkan pengurangan sampah di Bojonegoro.
Mengingat, para pemulung dan pengepullah sosok yang memang paham sampah di lapangan.
Selain memaksimalkan penanganan sampah, juga meningkatkan pemahaman para pemulung.
Sehingga, secara tidak langsung bisa meningkatkan kesejahteraan.
“Jadi, kita bentuk untuk mengurangi tingginya sampah sekaligus ada unsur pemberdayaannya,” kata dia kemarin (11/1).
Nurul mengaku, pihaknya sengaja membentuk paguyuban itu pada tanggal 10 November karena sesuai dengan Hari Pahlawan.
Bagi Nurul, sebenarnya, para pemulung dan pengepul sampah adalah sosok pahlawan dalam hal kebersihan.
Dengan syarat, harus ada pembinaan. Sebab, mereka turun langsung dan paham lapangan.
Karena itu, tiap tanggal 10, setiap bulannya anggota paguyuban tersebut melakukan pertemuan dalam rangka diberi pemahaman tentang lingkungan.
“Tiap tanggal 10, kita berkumpul di TPA Banjarsari untuk berbagi pengetahuan terkait lingkungan,” kata dia.
Nurul mengatakan, saat ini anggota PPSBB sebanyak 300 hingga 500 an orang lebih.
Sebab, satu pengepul sampah memiliki 5 hingga 10 pemulung.
Tentu, kata dia, karena saat ini sudah ada sebanyak 100 pengepul sampah bergabung, tentu tinggal mengkalikan jumlahnya.
Dengan adanya paguyuban tersebut, Nurul banyak berharap agar nantinya kesejahteraannya pun perlahan bisa meningkat.
“Sampah bisa jadi rupiah, dan hidup bisa berkah,” imbuh dia.
Samsul, salah seorang pemulung mengatakan, dirinya mengaku senang dengan adanya paguyuban.
Sebab, selama ini pekerjaan pemulung kerap dipandang sebelah mata.
Dengan adanya paguyuban, pemulung memiliki tempat untuk mencari solusi terkait masalah saban hari.
Selain itu, secara peningkatan kualitas, adanya paguyban juga bisa menambah pengetahuan para pemulung untuk lebih selektif dalam bekerja.
“Sangat senang, karena kita diperhatikan. Selain itu juga kita bisa meningkatkan pengetahuan,” pungkas dia.