LAMONGAN, Radar Lamongan – Di klasemen sementara Liga 1, posisi Persela Lamongan kalah dibandingkan PSS. Tim biru muda ini masih mengemas 13 poin, selisih tujuh poin dibandingkan PSS (20 poin).
Namun, Persela memiliki track record bagus ketika bentrok dengan PSS. Dalam tiga kali pertemuan terakhir, Persela menang satu kali dan sisanya imbang.
Tradisi tersebut ingin dipertahankan saat keduanya bertemu lagi nanti malam (11/12) di Stadion Manahan Solo. ‘’Itu menjadi motivasi positif bagi tim kami, agar bisa memertahankan catatan pertemuan melawan PSS Sleman selama tiga tahun terakhir,’’ tutur Manajer Persela, Edy Yunan Achmadi, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (10/12).
Situasi dan kondisi skuad Persela dan PSS tidak jauh berbeda saat bertemu di Piala Menpora tahun lalu. Saat itu, kedua tim mengakhiri laga tanpa gol.
Hanya, Persela waktu itu menggunakan jasa pemain asing Demerson Bruno Costa, serta striker Melvin Lorenzen, yang akhirnya batal direkrut untuk Liga 1. Kini, Demerson dibantu striker asing Ivan Carlos Franca Coelho, gelandang Jabar Sharza dan Guilherme Batata Felipe de Castro. Pemain lokalnya, bertambah Gian Zola Nasrullah yang dipinjam dari Persib Bandung, dan turun di kompetisi Liga 1 ini.
‘’Semua pemain harus menganggap setiap pertandingan di kompetisi Liga 1 sebagai laga final. Karena setiap poin, sangat menentukan langkah kita ke depan,’’ katanya.
Batata yang merupakan eks pemain PSS, bakal menjadi leader di lini tengah Persela. Pengalaman gelandang bertahan berpaspor Brasil tersebut, diharapkan mampu memberikan pembeda bagi tim kebanggaan warga Lamongan tersebut.
‘’Kondisi Batata cukup bagus. Semoga dia mampu menunjukkan performa terbaiknya saat menghadapi mantan timnya,’’ ujar caretaker Persela, Ragil Sudirman.
Namun, beban mental lebih dirasakan pemain Persela. Sebab, selama seri III, Dwi Kuswanto dkk hanya mengemas satu poin. Di laga terakhirnya, Persela takluk 2-0 dari Bhayangkara FC. Sementara PSS bisa meraup enam poin, termasuk bermain seri 1-1 menghadapi Persipura di laga terakhirnya.
‘’Yang perlu kita waspadai lini depan mereka yang cukup bagus,’’ kata Ragil yang eks stoper Persebaya Surabaya tersebut.
Banyak poin yang hilang membuat Persela dituntut menutup putaran pertama dengan kemenangan. ‘’Kami ingin memenangkan pertandingan. Mau tidak mau harus all-out mengakhiri putaran pertama. Mudah-mudahan besok (nanti malam) mendapatkan tiga poin,’’ tutur Ragil.
Persela harus memenangi laga bukan hanya untuk menjaga tradisi pertemuan dengan PSS. Juga agar tidak turun ke zona degradasi. Tim kebanggaan masyarakat Lamongan tersebut, kini berada di peringkat ke-15.
Tiga rival Persela di zona merah juga bakal berusaha mencari poin. Barito Putera menghadapi Persita Tangerang, Persipura menghadapi PSIS Semarang, dan Persiraja Banda Aceh melawan PSM Makassar.
‘’Kami harapkan anak-anak main bagus, sehingga mendapatkan hasil maksimal,’’ harap Ragil.
Dia mengatakan, timnya memiliki semangat besar untuk bisa mendapatkan kemenangan pertama di seri tiga ini. ‘’Saya optimistis anak-anak mampu meredam PSS Sleman,’’ imbuh caretaker asal Kecamatan Karanggeneng tersebut.
Sementara itu, pelatih PSS, Dejan Antonic juga cukup yakin anak asuhnya bisa bermain lepas dan tanpa beban menghadapi Persela. Memerbaiki posisi di klasemen Liga 1 menjadi motivasi besar bagi timnya.
‘’Saya percaya semua anak-anak besok (nanti malam) bisa kasih maksimal. Semoga memberikan hasil bagus,’’ ujar Dejan saat pre match press conference.
Menurut dia, kemenangan di laga terakhir bakal mampu mengangkat motivasi timnya. Sehingga, ketika jeda kompetisi nantinya, pemainnya lebih tenang untuk memulai persiapan.
‘’Kita sangat fokus laga terakhir,’’ imbuh pelatih kelahiran Serbia tersebut.
Dejan mengingatkan pemainnya tidak meremehkan tim lawan, yang peringkatnya berada di bawah PSS. Sebab, Persela bisa bangkit sewaktu-waktu.
‘’Persela tim di bawah kita, jadi kita harus hati-hati. Semoga kita dapat tiga poin,’’ harap Dejan.
Persela Lamongan Jaga Tradisi

LAMONGAN, Radar Lamongan – Di klasemen sementara Liga 1, posisi Persela Lamongan kalah dibandingkan PSS. Tim biru muda ini masih mengemas 13 poin, selisih tujuh poin dibandingkan PSS (20 poin).
Namun, Persela memiliki track record bagus ketika bentrok dengan PSS. Dalam tiga kali pertemuan terakhir, Persela menang satu kali dan sisanya imbang.
Tradisi tersebut ingin dipertahankan saat keduanya bertemu lagi nanti malam (11/12) di Stadion Manahan Solo. ‘’Itu menjadi motivasi positif bagi tim kami, agar bisa memertahankan catatan pertemuan melawan PSS Sleman selama tiga tahun terakhir,’’ tutur Manajer Persela, Edy Yunan Achmadi, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (10/12).
Situasi dan kondisi skuad Persela dan PSS tidak jauh berbeda saat bertemu di Piala Menpora tahun lalu. Saat itu, kedua tim mengakhiri laga tanpa gol.
Hanya, Persela waktu itu menggunakan jasa pemain asing Demerson Bruno Costa, serta striker Melvin Lorenzen, yang akhirnya batal direkrut untuk Liga 1. Kini, Demerson dibantu striker asing Ivan Carlos Franca Coelho, gelandang Jabar Sharza dan Guilherme Batata Felipe de Castro. Pemain lokalnya, bertambah Gian Zola Nasrullah yang dipinjam dari Persib Bandung, dan turun di kompetisi Liga 1 ini.
‘’Semua pemain harus menganggap setiap pertandingan di kompetisi Liga 1 sebagai laga final. Karena setiap poin, sangat menentukan langkah kita ke depan,’’ katanya.
Batata yang merupakan eks pemain PSS, bakal menjadi leader di lini tengah Persela. Pengalaman gelandang bertahan berpaspor Brasil tersebut, diharapkan mampu memberikan pembeda bagi tim kebanggaan warga Lamongan tersebut.
‘’Kondisi Batata cukup bagus. Semoga dia mampu menunjukkan performa terbaiknya saat menghadapi mantan timnya,’’ ujar caretaker Persela, Ragil Sudirman.
Namun, beban mental lebih dirasakan pemain Persela. Sebab, selama seri III, Dwi Kuswanto dkk hanya mengemas satu poin. Di laga terakhirnya, Persela takluk 2-0 dari Bhayangkara FC. Sementara PSS bisa meraup enam poin, termasuk bermain seri 1-1 menghadapi Persipura di laga terakhirnya.
‘’Yang perlu kita waspadai lini depan mereka yang cukup bagus,’’ kata Ragil yang eks stoper Persebaya Surabaya tersebut.
Banyak poin yang hilang membuat Persela dituntut menutup putaran pertama dengan kemenangan. ‘’Kami ingin memenangkan pertandingan. Mau tidak mau harus all-out mengakhiri putaran pertama. Mudah-mudahan besok (nanti malam) mendapatkan tiga poin,’’ tutur Ragil.
Persela harus memenangi laga bukan hanya untuk menjaga tradisi pertemuan dengan PSS. Juga agar tidak turun ke zona degradasi. Tim kebanggaan masyarakat Lamongan tersebut, kini berada di peringkat ke-15.
Tiga rival Persela di zona merah juga bakal berusaha mencari poin. Barito Putera menghadapi Persita Tangerang, Persipura menghadapi PSIS Semarang, dan Persiraja Banda Aceh melawan PSM Makassar.
‘’Kami harapkan anak-anak main bagus, sehingga mendapatkan hasil maksimal,’’ harap Ragil.
Dia mengatakan, timnya memiliki semangat besar untuk bisa mendapatkan kemenangan pertama di seri tiga ini. ‘’Saya optimistis anak-anak mampu meredam PSS Sleman,’’ imbuh caretaker asal Kecamatan Karanggeneng tersebut.
Sementara itu, pelatih PSS, Dejan Antonic juga cukup yakin anak asuhnya bisa bermain lepas dan tanpa beban menghadapi Persela. Memerbaiki posisi di klasemen Liga 1 menjadi motivasi besar bagi timnya.
‘’Saya percaya semua anak-anak besok (nanti malam) bisa kasih maksimal. Semoga memberikan hasil bagus,’’ ujar Dejan saat pre match press conference.
Menurut dia, kemenangan di laga terakhir bakal mampu mengangkat motivasi timnya. Sehingga, ketika jeda kompetisi nantinya, pemainnya lebih tenang untuk memulai persiapan.
‘’Kita sangat fokus laga terakhir,’’ imbuh pelatih kelahiran Serbia tersebut.
Dejan mengingatkan pemainnya tidak meremehkan tim lawan, yang peringkatnya berada di bawah PSS. Sebab, Persela bisa bangkit sewaktu-waktu.
‘’Persela tim di bawah kita, jadi kita harus hati-hati. Semoga kita dapat tiga poin,’’ harap Dejan.