Radar Bojonegoro – Sejak Jembatan Sosrodilogo diresmikan 2019, wilayah Desa Trucuk ramai rumah makan dan warung kopi. Menjadi jujukan bersantai dan nongkrong ketika malam. Bahkan, kawasan ini menjadi alternatif menjajakan kuliner setelah kawasan Alun-Alun Bojonegoro harus steril dari pedagang kaki lima (PKL).
Kepala Desa Trucuk Sunoko mengatakan, sisi utara dan selatan Jembatan Sosrodilogo wilayah Trucuk tak pernah sepi pengun jung. Ada puluhan warung kopi milik warga Trucuk berjualan setiap harinya di dekat Jembatan Sosrodilogo.
“Perekonomian warga Trucuk terdongkrak sejak ada Jembatan Sosrodilogo, penghasilan dari warung kopi dan parkir yang juga dikelola warga setempat,” katanya kemarin. Ia mengatakan, lahan warungwarung kopi itu milik pribadi.
Adapun rencana pihak desa hendak mengembangkan atraksi wisata di pinggir Bengawan Solo. Tetapi, masih terkendala ada proyek penguatan kaki Jembatan Sosrodilogo. Sehingga pihaknya masih menunggu proyek itu selesai.
“Kami ada rencana pengembangan wisata seperti perahu di bawah Jembatan Sosrodilogo. Tapi, kami masih belum bisa eksekusi karena masih ada proyek penguatan kaki jembatan,” jelasnya.