CEPU – Salah satu rumah di Desa Kapuan, Kecamatan Cepu, Blora terdengar ramai. Ramainya keceriaan anak-anak. Ada yang membaca buku, menggambar, hingga bercerita. Anak-anak itu tidak sendirian. Ada sejumlah ibu-ibu menungguinya.
Itu penampakan saat mengunjungi Taman Baca dan Budaya Cethik Geni. Sekilas mirip sekolah TK hingga SD. “Berangkat dari keprihatinan rendahnya minat baca. Lebih tepatnya minimnya akses dan ketersediaan buku-buku untuk anak,” kata Rita Oktaviana pemrakarsa taman baca, kemarin (10/11).
Rita sapaannya, salah satu sosok yang meyakini bahwa tidak ada minat baca rendah. Yang ada ketiadaan akses dan ketersediaan buku bacaan. Dari sana, dia menginisiasi gerakan literasi berbasis pedesaan di Desa Kapuan, Kecamatan Cepu.
Rita bercerita, Taman Baca dan Budaya Cethik Geni didirikan awal Januari 2018. Karena ingin ada geliat literasi di desanya. Dia pun mengajak sejumlah aktivis desa dan masyarakat memprakarsai kegiatan literasi tersebut.
Meski berangkat dari keinginan menyediakan akses dan ketersediaan buku, di taman baca tersebut tidak hanya menyediakan buku. Namun juga proses belajar mendongeng, story telling, belajar menulis, hingga menanam apotik hidup agar anak-anak mengenal lingkungan.
Dengan kegiatan tersebut, Rita yakin mampu membantu anak-anak menemukan minatnya. Rita tidak sendirian. Dia melibatkan karang taruna dan ibu-ibu setempat sebagai relawan. Juga, rumahnya dipakai untuk simpul Cethik Geni.
Rita paham peran ibu sangat besar terhadap anak-anak. Terutama mendorong anak-anak mencintai minatnya. Itu jadi alasan berbagai kegiatan Cethik Geni memakai rumah pribadi relawan. Sebab, bisa lebih dekat pada masyarakat sekitar.
Adanya simpul bertujuan agar anak-anak pelosok lebih mudah mendapatkan akses buku dan ditukar oleh relawan tiap minggu sekali.
Saat ini, Cethik Geni memiliki empat simpul baca di beberapa tempat. Di antaranya Dusun Judan, Kelurahan Jipang, Jeruk Cabean, Kapuan Barat desa Kapuan, dan Desa Garas. Semua di Kecamatan Cepu.