- Advertisement -
LAMONGAN – Petani masih mendominasi calon jama’ah haji (CJH) dari Lamongan tahun ini. Dari 1.822 CJH, sebanyak 637 CJH merupakan petani. ‘’Latar belakang petani itu, baik petani sawah maupun tambak. Trennya selalu stabil setiap tahun,’’ kata Kasi Umroh dan Haji Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Lamongan, Khoirul Anam saat pembekalan haji di gedung IPHI Lamongan selasa (10/7).
Menurut Anam, pekerjaan tidak begitu berpengaruh terhadap keberangkatan CJH. Karena CJH yang berangkat tahun ini rata-rata sudah mendaftar delapan sampai sepuluh tahun lalu. CJH Lamongan tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 1.300 CJH. “Mulai tahun lalu jumlah CJH ditambah sekitar 20 persen dari kuota asli,” ujarnya.
Dia menjelaskan, tambahan 20 persen tersebut merupakan CJH yang seharusnya berangkat sekitar tiga tahun lalu karena ada perbaikan masjid di Makkah, sehingga kuota jama’ah haji dikurangi. Selain itu juga ditambah CJH mutasi keluar sebanyak 52 CJH, sedangkan mutasi masuk 89 CJH. Juga ada dua CJH meninggal dunia. Sehingga data CJH yang siap berangkat belum bisa dipastikan.
“Nanti kalau sudah di asrama haji Surabaya baru bisa dipastikan,’’ tukasnya. Terkait usia CJH, ungkap Anam, termuda berusia 18 tahun atas nama Maulida. Sedangkan paling tua 81 bernama Ranti asal Modo. Bupati Lamongan Fadeli dalam kesempatan menuturkan, jama’ah haji Lamongan mengalami peningkatan luar biasa. Dia sangat senang karena kesadaran untuk melangsungkan rukun Islam kelima itu semakin banyak. Namun sadar saja tidak cukup, apabila tidak memiliki perekonomian lebih. “Jadi dua syarat ini harus seimbang supaya bisa berkunjung ke Baitullah,” paparnya
LAMONGAN – Petani masih mendominasi calon jama’ah haji (CJH) dari Lamongan tahun ini. Dari 1.822 CJH, sebanyak 637 CJH merupakan petani. ‘’Latar belakang petani itu, baik petani sawah maupun tambak. Trennya selalu stabil setiap tahun,’’ kata Kasi Umroh dan Haji Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Lamongan, Khoirul Anam saat pembekalan haji di gedung IPHI Lamongan selasa (10/7).
Menurut Anam, pekerjaan tidak begitu berpengaruh terhadap keberangkatan CJH. Karena CJH yang berangkat tahun ini rata-rata sudah mendaftar delapan sampai sepuluh tahun lalu. CJH Lamongan tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 1.300 CJH. “Mulai tahun lalu jumlah CJH ditambah sekitar 20 persen dari kuota asli,” ujarnya.
Dia menjelaskan, tambahan 20 persen tersebut merupakan CJH yang seharusnya berangkat sekitar tiga tahun lalu karena ada perbaikan masjid di Makkah, sehingga kuota jama’ah haji dikurangi. Selain itu juga ditambah CJH mutasi keluar sebanyak 52 CJH, sedangkan mutasi masuk 89 CJH. Juga ada dua CJH meninggal dunia. Sehingga data CJH yang siap berangkat belum bisa dipastikan.
“Nanti kalau sudah di asrama haji Surabaya baru bisa dipastikan,’’ tukasnya. Terkait usia CJH, ungkap Anam, termuda berusia 18 tahun atas nama Maulida. Sedangkan paling tua 81 bernama Ranti asal Modo. Bupati Lamongan Fadeli dalam kesempatan menuturkan, jama’ah haji Lamongan mengalami peningkatan luar biasa. Dia sangat senang karena kesadaran untuk melangsungkan rukun Islam kelima itu semakin banyak. Namun sadar saja tidak cukup, apabila tidak memiliki perekonomian lebih. “Jadi dua syarat ini harus seimbang supaya bisa berkunjung ke Baitullah,” paparnya