26 C
Bojonegoro
Sunday, May 28, 2023

Rekor setelah 70 Tahun, Penduduk Bojonegoro Didominasi Laki-laki

- Advertisement -

Radar Bojonegoro – Jumlah penduduk Bojonegoro mencapai 1,3 juta jiwa. Didominasi penduduk laki-laki dengan jumlah 653.686 jiwa atau 50,22 persen. Keadaan tersebut membuat rasio jenis kelamin sebesar 101.

Menjadi fenomena pertama selama tujuh dekade terakhir. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro selama tujuh kali sensus penduduk (SP), hanya SP 2020 ratio jenis kelamin mencapai 101.

Rasio jenis kelamin pada Sensus Penduduk 1961 sebesar 96,68. SP 1971 menjadi 97,48. Jumlah itu naik lagi menjadi 98,19 pada SP 1980. Dan SP 1990 rationya sebesar 99,21. Melonjak pada SP 2000 sebesar 99,80. Dan, 2010 sebesar 97,83. Terakhir SP 2020 menjadi 101.

Kepala BPS Bojonegoro Firman Bastian mengatakan, rasio jenis kelamin 101 menunjukkan di antara 100 perempuan terdapat 101 laki-laki. Rasio jenis kelamin tersebut manjadi femonema baru. Jumlah penduduk lebih banyak laki-lakinya. Dari hasil SP sebelumnya lebih banyak perempuan. Hanya SP 2000 jumlah penduduk hampir sebanding antara perempuan dan lelaki.

“Pada sensus penduduk 2010 ratio jenis kelamin kembali turun,” ungkapnya. Firman menjelaskan, Kecamatan Gondang memiliki rasio jenis kelamin paling tinggi, sebesar 103,90. Perbandingan antara 100 penduduk perempuan dan 104 laki-laki. Sedangkan Kecamatan Kota sebesar 97,90. Dia memperkirakan fenomena itu karena kelahiran bayi laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.

- Advertisement -

Selain itu, program keluarga berencana (KB) yang menekan angka kelahiran bayi. “Sekarang banyak orang tua cenderung ingin memiliki anak laki-laki,” ujarnya.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Muhammad Chosim membenarkan jumlah penduduk Bojonegoro didominasi lelaki. Dan baru kali pertama terjadi. Hanya, dia belum bisa menjelaskan penyebab ratio jenis kelamin mencapai 101. Penelitian mendalam harus dilakukan mengetahui faktor-faktor menyebabkan jumlah penduduk lakilaki lebih banyak.

“Apakah angka kelahiran bayi laki-laki lebih tinggi, atau angka harapan hidup perempuan rendah? Masih belum bisa dipastikan,” tutur mantan kabag hukum pemkab itu. (irv)

Radar Bojonegoro – Jumlah penduduk Bojonegoro mencapai 1,3 juta jiwa. Didominasi penduduk laki-laki dengan jumlah 653.686 jiwa atau 50,22 persen. Keadaan tersebut membuat rasio jenis kelamin sebesar 101.

Menjadi fenomena pertama selama tujuh dekade terakhir. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro selama tujuh kali sensus penduduk (SP), hanya SP 2020 ratio jenis kelamin mencapai 101.

Rasio jenis kelamin pada Sensus Penduduk 1961 sebesar 96,68. SP 1971 menjadi 97,48. Jumlah itu naik lagi menjadi 98,19 pada SP 1980. Dan SP 1990 rationya sebesar 99,21. Melonjak pada SP 2000 sebesar 99,80. Dan, 2010 sebesar 97,83. Terakhir SP 2020 menjadi 101.

Kepala BPS Bojonegoro Firman Bastian mengatakan, rasio jenis kelamin 101 menunjukkan di antara 100 perempuan terdapat 101 laki-laki. Rasio jenis kelamin tersebut manjadi femonema baru. Jumlah penduduk lebih banyak laki-lakinya. Dari hasil SP sebelumnya lebih banyak perempuan. Hanya SP 2000 jumlah penduduk hampir sebanding antara perempuan dan lelaki.

“Pada sensus penduduk 2010 ratio jenis kelamin kembali turun,” ungkapnya. Firman menjelaskan, Kecamatan Gondang memiliki rasio jenis kelamin paling tinggi, sebesar 103,90. Perbandingan antara 100 penduduk perempuan dan 104 laki-laki. Sedangkan Kecamatan Kota sebesar 97,90. Dia memperkirakan fenomena itu karena kelahiran bayi laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.

- Advertisement -

Selain itu, program keluarga berencana (KB) yang menekan angka kelahiran bayi. “Sekarang banyak orang tua cenderung ingin memiliki anak laki-laki,” ujarnya.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Muhammad Chosim membenarkan jumlah penduduk Bojonegoro didominasi lelaki. Dan baru kali pertama terjadi. Hanya, dia belum bisa menjelaskan penyebab ratio jenis kelamin mencapai 101. Penelitian mendalam harus dilakukan mengetahui faktor-faktor menyebabkan jumlah penduduk lakilaki lebih banyak.

“Apakah angka kelahiran bayi laki-laki lebih tinggi, atau angka harapan hidup perempuan rendah? Masih belum bisa dipastikan,” tutur mantan kabag hukum pemkab itu. (irv)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/