Kesukaan Zaskiyah Dwi Cahyani dengan mapel IPA berbuah prestasi. Siswi kelas VI SDN Jetis 4 Lamongan itu bulan lalu meraih medali perak Kompetisi Sains Nasional.
RASA syukur keluar dari bibir mungil Zaskiyah Dwi Cahyani. Proses panjangnya mengikuti lomba yang dulunya bernama Olimpiade Sains Nasional (OSN) secara virtual itu tak sia – sia.
Zaskiyah harus mengikuti babak penyisihan dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. Setelah ditetapkan menjadi perwakilan Jawa Timur, dia merasa senang. Apalagi, akhirnya bisa meraih medali perak di tingkat nasional.
“Alhamdulillah, ini semua karena dukungan orang tua, guru, dan bimbingan guru les juga,” tuturnya.
Kompetisi Sains Nasional jenjang SD/MI itu kali pertama diikuti Zaskiyah. Setiap hari, dia selalu menambah porsi belajarnya supaya lebih siap menjawab soal-soal yang tidak terduga.
Dia juga mengambil bimbingan khusus olimpiade setiap Sabtu dan Minggu. Sementara bimbingan khusus olimpiade di sekolah diikuti setiap Senin dan Selasa. Selain itu, Zaskiyah juga masih mengikuti les mata pelajaran umum di luar jam bimbingan olimpiade.
Meski jadwal belajarnya padat, Zaskiyah tidak pernah merasa terbebani. Dia malah yang meminta kepada orang tuanya untuk diikutkan bimbingan agar waktunya lebih bermanfaat. Setiap ada waktu luang, Zaskiyah memilih membaca dan menghafalkan untuk mata pelajaran biologinya.
Putri pasangan Agung Bachrudin dan Reni ini sebelumnya sering mengikuti olimpiade matematika. Dia juga meraih banyak prestasi di bidang tersebut. Namun, levelnya tingkat kabupaten.
Sejak kelas IV, Zaskiyah memiliki ketertarikan di bidang IPA juga. Dia suka membaca dan latihan soal fisika. Bagi Zaskiyah, fisika dan matematika hampir sama. Alasannya, simulasinya pasti mengerjakan soal.
Fisika rumusnya juga pasti. Sehingga, belajarnya lebih mudah. Sementara ilmu biologi dipelajari dengan terus membaca agar pengetahuannya bertambah.
“Ada rasa penasaran kalau misalnya tidak tahu jadi harus membaca,” terangnya.
Zaskiyah memiliki keinginan bisa mengikuti olimpiade langsung seperti sebelum pandemi. Sebab, situasi lombanya bakal beda. Bertemu langsung dengan juri dan bisa menambah teman dari sesama peserta.
Dia juga berharap ke depan bisa semakin berprestasi. Zaskiyah mengajak semua teman-temannya untuk meningkatkan belajar dan terus berprestasi.
Reni sangat senang putrinya bisa berprestasi hingga tingkat nasional. Sebagai orang tua, dia hanya mendukung dan berusaha memberikan pendampingan serta bimbingan yang terbaik sesuai kebutuhannya.
Reni sempat tidak percaya ketika putrinya mengungkapkan bermimpi naik pesawat terbang sebelum mengikuti lomba. Hati kecilnya berkata mungkin putrinya bisa lolos dan menjadi juara olimpiade nasional nanti.
“Ternyata benar dan saya sangat bangga, terima kasih dukungan semuanya,” tuturnya.