Radar Bojonegoro – Situasi yang sama terjadi di sejumlah toko modern. Bahkan, pengunjung toko modern jauh lebih banyak. Misalnya, di Swalayan KDS pada Sabtu (1/5) dan Minggu (2/5) lalu penuh sesak. Pengelola sampai membatasi jumlah orang yang masuk swalayan. Begitu pun kemarin (9/5) pengunjung juga ramai.
General Manager KDS Swalayan Titus Willy Gunadi mengatakan, bahwa tahun ini memang ada peningkatan transaksi dibanding tahun lalu. Namun, peningk atannya tidak signifikan. Namun, itu sudah menunjukkan angka yang baik. ‘’Dibanding tahun lalu peningkatannya sekitar 20 persen,’’ jelasnya.
Willy menjelaskan, adanya pembatasan membuat pihaknya tidak bisa leluasa membiarkan semua orang masuk swalayan. Saat swalayan sudah penuh, pihaknya menutup pintu gerbang. Itu untuk menghindari kerumunan terlalu banyak di dalam swalayan. ‘’Kami batasi supaya tetap prokes,’’ jelasnya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.
Menumpuknya pengunjung swalayan memang mengkhawatirkan. Apalagi, sulit menjaga prokes selama di dalam area. Meskipun para pengunjung tetap memakai masker. Diakui Willy, menjelang Lebaran jumlah kunjungan meningkat dibanding hari biasa. Terutama pada awal Mei lalu.
Saat itu banyak tunjangan hari raya (THR) cair. Sehingga, banyak yang berbelanja baju. Meski jumlah pengunjung meningkat, lanjut Willy, pihaknya tidak memperpanjang jam buka. Operasional masih seperti biasa, hingga pukul 9 malam.
Selain swalayan, permintaan tinggi juga di sejumlah outlet fashion atau distro. Segmentasi pembeli yang berbeda membuat permintaan baju baru di sejumlah distro cukup ramai. Petrick pengusaha distro di Desa Sukorejo justru masih mengandalkan toko luring dibanding toko daring.
Menurutnya, penjualan momen Lebaran tahun ini meningkat dibanding Lebaran tahun lalu. “Lebaran tahun ini ada peningkatan. Selama tiga hari ini bikin promo diskon, ada 300 pembeli per hari,” jelasnya.