- Advertisement -
SHE – Fitria Martya Sari merupakan sosok yang kalem dan penyabar. Dia kini sibuk mengurusi siswa-siswinya sebagai seorang guru honorer di SDN Mayangkawis 1 Balen. Dia pun bercerita bahwa memang cita-citanya ketika masih kecil itu menjadi seorang guru. Tapi seiring bertambah usia, cita-cita itu tiba-tiba bisa berubah ketika dia duduk di bangku SMA. “Saya berubah haluan bercita-cita ingin menjadi wartawan di stasiun televisi,” ujar gadis asal Desa Suwaloh, Kecamatan Balen.
Tapi cita-cita itu hanya sekadar angan saja. Penyebabnya, kedua orang tuanya ternyata tidak merestuinya apabila gadis yang akrab disapa Pipit itu berkuliah di bidang jurnalistik. Meski begitu, Pipit sempat berdebat dengan orang tuanya saat memilih jurusan kuliah, hingga pada akhirnya ibunya pun menyarankan untuk berkuliah jurusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). “Karena notabene ibu saya memang seorang guru SD, jadi dia ingin saya menjadi sepertinya,” terang gadis kelahiran 1995 itu. Dia pun akhirnya mencoba dengan berbagai pertimbangan dan dia pun memutuskan untuk ambil jurusan PGSD.
Setelah itu, Pipit pun sempat ikut les untuk mengikuti ujian SBMPTN masuk perguruan tinggi negeri. Dia mencari kampus di Jawa Timur yang terdapat jurusan PGSD dengan peluang lolosnya besar. “Saat itu, saya memilih di Universitas Trunojoyo Madura dan ternyata benar saya diterima di jurusan PGSD,” jelasnya. Perjalanan kuliahnya pun lancar dan lulus tepat waktu.
SHE – Fitria Martya Sari merupakan sosok yang kalem dan penyabar. Dia kini sibuk mengurusi siswa-siswinya sebagai seorang guru honorer di SDN Mayangkawis 1 Balen. Dia pun bercerita bahwa memang cita-citanya ketika masih kecil itu menjadi seorang guru. Tapi seiring bertambah usia, cita-cita itu tiba-tiba bisa berubah ketika dia duduk di bangku SMA. “Saya berubah haluan bercita-cita ingin menjadi wartawan di stasiun televisi,” ujar gadis asal Desa Suwaloh, Kecamatan Balen.
Tapi cita-cita itu hanya sekadar angan saja. Penyebabnya, kedua orang tuanya ternyata tidak merestuinya apabila gadis yang akrab disapa Pipit itu berkuliah di bidang jurnalistik. Meski begitu, Pipit sempat berdebat dengan orang tuanya saat memilih jurusan kuliah, hingga pada akhirnya ibunya pun menyarankan untuk berkuliah jurusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). “Karena notabene ibu saya memang seorang guru SD, jadi dia ingin saya menjadi sepertinya,” terang gadis kelahiran 1995 itu. Dia pun akhirnya mencoba dengan berbagai pertimbangan dan dia pun memutuskan untuk ambil jurusan PGSD.
Setelah itu, Pipit pun sempat ikut les untuk mengikuti ujian SBMPTN masuk perguruan tinggi negeri. Dia mencari kampus di Jawa Timur yang terdapat jurusan PGSD dengan peluang lolosnya besar. “Saat itu, saya memilih di Universitas Trunojoyo Madura dan ternyata benar saya diterima di jurusan PGSD,” jelasnya. Perjalanan kuliahnya pun lancar dan lulus tepat waktu.