BOJONEGORO – Titik black spot atau rawan kecelakaan kini telah bergeser. Tahun lalu berada di Jalan Bojonegoro-Babat turut Desa Prayungan, Kecamatan Sumberrejo. Sedangkan tahun ini berada di Perempatan Pasar Sumberrejo turut wilayah Desa/Kecamatan Sumberrejo.
Penentuan titik black spot berdasarkan hasil analisis dan evaluasi (anev) selama setahun Satlantas Polres Bojonegoro. Sehingga, dinyatakan sebagai daerah rawan kecelakaan.
Kasatlantas Polres Bojonegoro AKP Aristianto menerangkan, penentuan black spot sudah ada rumus khususnya. Tidak hanya banyaknya kecelakaan terjadi di daerah tersebut, tapi juga jumlah korban jiwa dari banyaknya kejadian kecelakaan.
“Itu sudah ada rumus khususnya, jadi dihitung secara kompleks,” ujarnya.
Titik black spot-nya tahun ini lebih tepatnya di Perempatan Pasar Sumberrejo 700 meter ke arah timur. Sehingga, ia pun mengimbau agar para pengendara motor maupun mobil selalu waspada dan mematuhi aturan lalu lintas.
Wilayah timur Bojonegoro memang lebih rawan karena jalannya yang sempit, namun kendaraan melintas cukup padat. Mulai dari roda dua, roda empat, truk, maupun bus. Sehingga, tak hanya rawan kecelakaan saja, namun apabila ada kenaikan volume kendaraan juga menyebabkan rawan macet.
“Wilayah timur jalannya sempit. Juga rawan macet kalau sudah naik volume kendaraannya,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Satlantas Polres Bojonegoro, kejadian kecelakaan lalu lintas (laka lantas) sepanjang tahun 2018 dibanding tahun 2017 mengalami penurunan. Berdasarkan jumlah kejadian turun 15,92 persen. Lalu jumlah korban meninggal dunia (MD) mengalami penurunan 15, 74 persen. Begitu pun jumlah kerugian materiel juga mengalami penurunan 18,52 persen.
DATA KECELAKAAN
Jumlah Kejadian
2017: 1.055
2018: 877
MD
2017: 127
2018: 107
LB
2017: 24
2018: 31
LR
2017: 1.873
2018: 1.452
Jumlah Kerugian
2017: Rp 1,1 Miliar
2018: Rp 912,8 Juta