Radar Lamongan – Cukup lama persebaran Covid-19 di Kabupaten Lamongan berstatus zona kuning atau risiko rendah, versi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Tepatnya sudah sekitar tiga minggu hingga kemarin (8/11). Namun belum menunjukkan tanda-tanda bergeser menjadi zona hijau.
Menurut Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, dr. Abdullah Wasian, peluang untuk bergeser menjadi zona hijau masih sulit. ‘’Kayaknya belum bisa menuju zona hijau,’’ ujarnya.
Dia membandingkan dengan kondisi Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung. Sudah dua bulan daerah tersebut zona kuning, tapi tidak kunjung berubah menjadi zona hijau. ‘’Apalagi kita dekat dengan Kota Surabaya sebagai episentrum Covid-19,’’ tukasnya.
Menurut dia, agar bisa meningkat menjadi zona hijau, paling tidak jumlah kasus terkonfirmasi positif se-Kabupaten Lamongan hanya satu orang per hari. Saat ini masih lebih dari satu orang per hari. ‘’Dinkes dan Satgas (Covid-19 Lamongan) targetnya memang harus bisa jadi zona hijau,’’ tandasnya.
Sementara itu, rusunawa Lamongan yang menjadi lokasi isolasi bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 kategori tanpa gejala (KTG) minim penghuni. Dari kapasitas 64 tempat tidur, hanya terisi dua pasien. Kondisi itu bukan berarti pasien Covid-19 KTG sudah sangat minim.
Menurut Wasian, pasien KTG lebih disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masingmasing. ‘’Lebih bagus IR (isolasi rumah). Di rusunawa kadang bisa menjadi stress kalau tidak berada di lingkungannya,’’ ungkapnya.
Dia menjelaskan, rumah yang dijadikan isolasi harus memenuhi kualifikasi dari Dinkes Lamongan. Antara lain memiliki dua rumah atau rumah bertingkat supaya tidak terpapar dengan anggota keluarga yang sehat. Kemudian berkomitmen taat isolasi selama 14 hari, serta mendapat persetujuan dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tingkat desa.
Wasian menjamin, para pasien yang berstatus IR tetap mendapat obat dan pemeriksaan sama seperti pasien isolasi gedung (IG) di rusunawa. ‘’Dapat obat dari RS atau Puskesmas terdekat. Kalau KTG, pemberian obat fokusnya di vitamin saja,’’ ujarnya.
Dia menjelaskan, jika masa isolasi di rumah telah selesai, pasien tidak perlu menjalani swab test ulang. Pasien tidak perlu dua kali hasil swab test negatif untuk bisa dikatakan sembuh. Isolasi selesai jika pasien tidak menunjukkan gejala demam dan gangguan pernafasan.
‘’Jika sudah lewat 10 hari dari tanggal swab test pertama dan tidak ada gejala apa-apa, maka dianggap sembuh berdasarkan keputusan menkes. Tapi tetap isolasi berlaku selama 14 hari, karena dampak epidemologi terhadap masyarakat itu 14 hari,’’ terangnya.