Seniman perupa Tuban Praptop Dwi Utomo alias Jo dikenal di dunia maya setelah sejumlah karya lukisnya viral.
————————————–
YUDHA SATRIA ADITAMA, Tuban
————————————–
JIKA Anda mencari keyword Ronggolawe di Google, maka gambar utama yang muncul adalah sketsa wajah garang yang digambar menggunakan pensil pada sebuah kertas.
Siapa sangka, sketsa wajah yang bisa dilihat melalui mesin pencari tersebut merupakan karya putra asli Tuban.
Dia adalah Prapto Dwi Utomo, 35. Seniman ini tinggal di Desa Ngepon, Kecamatan Jatirogo.
Ada yang unik dari kehidupan seniman dengan dua anak ini. Keseharian pria yang akrab disapa Jo tersebut sangat jauh dari hobinya menggambar.
Sejak 2014, dia diangkat sebagai gegawai negeri sipil (PNS) guru ilmu pengetahuan alam (IPA) di SMPN 1 Bangilan.
Bidang tersebut sesuai jurusan kuliahnya S-1 pendidikan biologi di Unirow Tuban. Ya, sulit untuk menyambungkan latar pendidikan Jo dengan aktivitasnya sekarang.
Kemampuan melukis Jo mengalir dari keluarga besar Endang Nugroho, sang ibu. Sebagian besar keluarga ibunya merupakan perupa.
Namun, uniknya sang ibu tidak bisa menggambar. ‘’Orang tua tidak ada yang bisa menggambar, mungkin hanya mengalir darah seni saja,’’ ucap Jo memulai wawancara.
Kegemaran Jo menggambar muncul sejak kelas 2 sekolah dasar (SD). Saat itu, dia suka corat-coret pada kertas. Baru ketika masuk SMPN 1 Jatirogo, Jo mulai mengenal teknik arsir dari guru seninya.
Dia pun semakin tertarik melukis sketsa. Tak puas hanya belajar di sekolah, pria berkacamata ini membeli buku-buku cara menggambar. Buku-buku inilah yang dipelajari. ‘’Lebih banyak belajar otodidak dan dari referensi buku,’’ ujar dia.
Lulus SMP, Jo meneruskan bakat menggambarnya dengan masuk jurusan konstruksi bangunan STM Negeri 1 Tuban (sekarang SMKN 1 Tuban).
Setelah lulus STM, pria ini ingin melajutkan kuliah di jurusan seni di Jogjakarta. Namun, karena terbentur biaya, dia akhirnya memilih kuliah di Tuban.
‘’Saya ambil biologi karena pikiran saya jurusan itu tidak jauh-jauh dari organ manusia yang biasa jadi objek menggambar,’’ tuturnya terkekeh.
Sudah tak terhitung berapa karya lukis yang dihasilkannya. Jika ditotal sejak di bangku kuliah, mungkin karyanya lebih dari seribu.
Selain menyalurkan hobi, dia kerap menerima order permintaan lukisan dari berbagai pecinta seni dan kolektor.
Pelanggannya juga kebanyakan dari kalangan pejabat dan tokoh masyarakat. ‘’Saya lebih dikenal sebagai pelukis daripada guru IPA,’’ ujar Jo sambil tertawa kecil.
Salah satu karya Jo yang paling viral adalah lukisan Ronggolawe. Lukisan yang dia buat sejak pertengahan 2016 itu menjadi acuan fisik sejumlah peneliti sejarah.
Itu karena ketika mencari di Google, muncul gambar sosok tokoh sejarah Tuban yang tak lain karya tangan Jo. Selebihnya, gambar animasi yang tidak terlalu detail menggambarkan kondisi fisik dan mimik wajahnya.
Sebelum memutuskan menggambar tokoh sejarah yang belum diketahui persis bentuk fisiknya, Jo selalu menjalankan sejumlah ‘’ritual’’.
Dimulai mengumpulkan berbagai referensi buku di perpustakaan, toko buku, dan internet. Dari bacaan, dia terlebih dahulu memahami karakter tokoh tersebut.
Sejumlah gambaran tokoh ditelusurinya. Mulai ciri khasnya, seperti berjenggot atau rambut panjang hingga karakternya.
Dari gambaran tersebut, dia kemudian membuat ilustrasi wajahnya. ‘’Banyak tahapan sebelum menggambar tokoh agar lebih bermakna,’’ tutur suami Yeni Maria Ana itu.