- Advertisement -
TUBAN, Radar Tuban – Musim kemarau tahun ini diprediksi lebih panjang. Jika tahun sebelumnya musim penghujan dimulai akhir September atau awal November, tahun ini berbeda. Hujan pertama diprediksi baru turun pekan ketiga atau akhir November. Dengan demikian, kekeringan di Tuban juga akan berakhir lebih lama dari tahun sebelumnya.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tubab Emil Pancoro mengatakan, musim peralihan yang ditandai dengan hujan parsial baru dimulai pekan ketiga November. Selanjutnya peralihan musim disertai angin kencang di seluruh tempat. ‘’Prediksi sementara musim hujan paling cepat datang pekan ketiga November,’’ jelas dia mengacu laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Pejabat lulusan pascasarjana Unitomo Surabaya ini mengatakan, salah satu tanda alam berakhirnya musim kemarau adalah angin berembus dari barat. Sementara belakangan ini, angin masih berembus dari selatan yang berarti musim kemarau masih akan berlangsung panjang. ‘’Setelah angin berembus dari barat nanti ada hujan sekali, lalu disertai angin kencang selama beberapa hari, baru memasuki musim hujan,” terang dia.
Emil mengatakan, salah satu faktor penyebab kemarau yang disertai kekeringan panjang adalah akibat fenomena El Nino. El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Dampak dari El Nino yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.
Fenomena El Nino bersamaan dengan musim kemarau sehingga dampak yang dirasakan adalah kemaraunya menjadi lebih kering dibanding tahun sebelumnya. ”Kondisi alam berubah-ubah, kepastian musim hujan nanti akan terus kita up-to-date,” imbuh dia.
TUBAN, Radar Tuban – Musim kemarau tahun ini diprediksi lebih panjang. Jika tahun sebelumnya musim penghujan dimulai akhir September atau awal November, tahun ini berbeda. Hujan pertama diprediksi baru turun pekan ketiga atau akhir November. Dengan demikian, kekeringan di Tuban juga akan berakhir lebih lama dari tahun sebelumnya.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tubab Emil Pancoro mengatakan, musim peralihan yang ditandai dengan hujan parsial baru dimulai pekan ketiga November. Selanjutnya peralihan musim disertai angin kencang di seluruh tempat. ‘’Prediksi sementara musim hujan paling cepat datang pekan ketiga November,’’ jelas dia mengacu laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Pejabat lulusan pascasarjana Unitomo Surabaya ini mengatakan, salah satu tanda alam berakhirnya musim kemarau adalah angin berembus dari barat. Sementara belakangan ini, angin masih berembus dari selatan yang berarti musim kemarau masih akan berlangsung panjang. ‘’Setelah angin berembus dari barat nanti ada hujan sekali, lalu disertai angin kencang selama beberapa hari, baru memasuki musim hujan,” terang dia.
Emil mengatakan, salah satu faktor penyebab kemarau yang disertai kekeringan panjang adalah akibat fenomena El Nino. El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Dampak dari El Nino yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.
Fenomena El Nino bersamaan dengan musim kemarau sehingga dampak yang dirasakan adalah kemaraunya menjadi lebih kering dibanding tahun sebelumnya. ”Kondisi alam berubah-ubah, kepastian musim hujan nanti akan terus kita up-to-date,” imbuh dia.