24.9 C
Bojonegoro
Tuesday, May 30, 2023

Khawatirkan Bau Sampah

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Pembangunan lahan parkir mulai belakang Masjid Agung Lamongan hingga Jalan Laras Liris masih wacana. Namun, penolakan rencana itu mulai datang dari Paguyuban Pasar Tingkat.

Ketua Paguyuban Pasar Tingkat, Iwan Wijayanto, menilai rencana pemkab tersebut akan merusak lingkungan. Alasannya, budaya membuang sampah di sungai masih tinggi. Khususnya di wilayah Pasar Tingkat Lamongan.

Limbah pedagang pasar banyak dibuang di sungai. Jika ditutup, maka kebutuhan cahaya sungai tersebut kurang. “Kalau tidak mendapat cahaya, bau yang ditimbulkan juga meresahkan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Menurut dia, wacana penutupan sungai kaliotik pernah didengarnya. Namun, belum ada komunikasi antara paguyuban dan forum. Iwan dan paguyubannya memiliki opsi lain bila pertimbangan lahan parkir di pasar tingkat kurang.

- Advertisement -

Menurut dia, lokasi pasar tersebut tidak mungkin diperluas. Upaya yang bisa dilakukan, menambah tinggi bangunan pasar tingkat.

Versi Iwan, pasar tingkat bisa diperbaiki dengan menambah satu atau dua lantai untuk parkir dan foodcourt. Cara itu tidak merusak fungsi sungai yang selama ini menjadi pembuangan aktif ke laut.

Menurut dia, pemkab seharusnya mulai melakukan penataan yang lebih baik. Pasarnya lebih modern. “Kita tetap usulkan untuk rencana paguyuban, tapi kan semua ada strukturnya,” ujarnya.

Terkait PKL Hasyim Asari yang direlokasi. Iwan menuturkan, lokasi kota terlalu kumuh bila masih diaktifkan. Ketika ada PKL, arus lalu lintas cukup terganggu. Solusi relokasi dinilainya cukup baik saat ini.

Kepala Dinas Perhubungan Lamongan, Farikh, menjelaskan, lahan parkir di Lamongan masih kurang. Pertumbuhan kendaraan tidak sebanding lurus dengan lahan parkir. Butuh penataan yang tidak merugikan salah satu pihak. Terkait wacana menutup sungai kaliotik, dia menegaskan masih wacana dan alternatif. “Masih wacana dan sejumlah alternatif yang dibahas forum,” jelasnya.

LAMONGAN, Radar Lamongan – Pembangunan lahan parkir mulai belakang Masjid Agung Lamongan hingga Jalan Laras Liris masih wacana. Namun, penolakan rencana itu mulai datang dari Paguyuban Pasar Tingkat.

Ketua Paguyuban Pasar Tingkat, Iwan Wijayanto, menilai rencana pemkab tersebut akan merusak lingkungan. Alasannya, budaya membuang sampah di sungai masih tinggi. Khususnya di wilayah Pasar Tingkat Lamongan.

Limbah pedagang pasar banyak dibuang di sungai. Jika ditutup, maka kebutuhan cahaya sungai tersebut kurang. “Kalau tidak mendapat cahaya, bau yang ditimbulkan juga meresahkan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Menurut dia, wacana penutupan sungai kaliotik pernah didengarnya. Namun, belum ada komunikasi antara paguyuban dan forum. Iwan dan paguyubannya memiliki opsi lain bila pertimbangan lahan parkir di pasar tingkat kurang.

- Advertisement -

Menurut dia, lokasi pasar tersebut tidak mungkin diperluas. Upaya yang bisa dilakukan, menambah tinggi bangunan pasar tingkat.

Versi Iwan, pasar tingkat bisa diperbaiki dengan menambah satu atau dua lantai untuk parkir dan foodcourt. Cara itu tidak merusak fungsi sungai yang selama ini menjadi pembuangan aktif ke laut.

Menurut dia, pemkab seharusnya mulai melakukan penataan yang lebih baik. Pasarnya lebih modern. “Kita tetap usulkan untuk rencana paguyuban, tapi kan semua ada strukturnya,” ujarnya.

Terkait PKL Hasyim Asari yang direlokasi. Iwan menuturkan, lokasi kota terlalu kumuh bila masih diaktifkan. Ketika ada PKL, arus lalu lintas cukup terganggu. Solusi relokasi dinilainya cukup baik saat ini.

Kepala Dinas Perhubungan Lamongan, Farikh, menjelaskan, lahan parkir di Lamongan masih kurang. Pertumbuhan kendaraan tidak sebanding lurus dengan lahan parkir. Butuh penataan yang tidak merugikan salah satu pihak. Terkait wacana menutup sungai kaliotik, dia menegaskan masih wacana dan alternatif. “Masih wacana dan sejumlah alternatif yang dibahas forum,” jelasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/