26.6 C
Bojonegoro
Saturday, March 25, 2023

Harus Kian Waspada, 86 Pedagang Pasar Bojonegoro Reaktif 

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Hasil rapid test terhadap pedagang di Pasar Kota Bojonegoro yang berjualan tengah malam cukup mengejutkan. Rapid test kemarin dini hari (7/5) itu digelar secara masal. Dari 269 pedagang sayur yang berjualan, ternyata 86 pedagang dinyatakan reaktif. 

Dari jumlah itu 75 pedagang warga Bojonegoro, sedangkan 11 pedagang asal Kabupaten Tuban. Rencananya, 75 pedagang asal Bojonegoro ini akan diisolasi di Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander. 

Meski belum dinyatakan positif Covid-19, semua pedagang akan dilakukan swab test. Tes swab ini nantinya akan memastikan pedagang positif tidaknya terpapar Covid-19. ‘’Baru hasil rapid test, tetap dilakukan swab test,’’ kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Bojonegoro Masirin.

Menurut dia, bagi warga yang reaktif, dilarang beraktivitas di luar. Sebaliknya diwajibkan melakukan isolasi mandiri di desa. Pihaknya sudah koordinasi dengan pemdes, yang terdapat warganya reaktif.

Sedangkan, untuk 11 pedagang asal Tuban, pihaknya juga sudah menyampaikan ke dinas kesehatan kabupaten tetangga. Tentu, para pedagang tersebut untuk dilakukan isolasi selama 14 hari. Sambil menunggu hasil swab.

- Advertisement -

Dia menjelaskan, reaktif itu belum positif terpapar virus korona. Namun, hanya sebatas indikasi karena kondisi daya tahan tubuhnya rendah. Selama ini reaktif itu masih belum banyak dipahami masyarakat.

Sehingga perlu dijelaskan tentang edukasi kepada masyarakat tentang rapid test. Dia menambahkan, rapid test bukan diagnostik, tetapi sebagai seleksi atau pilah antara berpotensi atau tidak berpotensi terinfeksi karena ada keluhan klinis, dan resiko terpapar. 

‘’Walau bukan diagnostik, pemeriksaan ini sangat membantu dalam memutus mata rantai penularan,’’ jelas pria tinggal di Kecamatan Malo tersebut. 

Sebaliknya, pemeriksaan diagnostik untuk Covid-19 adalah real time-PCR (RT-PCR) melalui swab atau usapan tenggorokan. Hasil positif  pada rapid test tidak serta-merta seseorang sebagai penderita Covid-19, mesti diikuti dengan RT-PCR. 

‘’Ini penting untuk menghindari stigmatisasi di tengah masyarakat kepada yang rapid test,’’ jelasnya.

Namun, hasil negatif pada rapid test bukan berarti bebas Covid-19. Nantinya, diulang kembali setelah 10 hari. Bila negatif, bebas Covid-19. Bila positif diikuti pemeriksaan RT-PCR. Baik positif maupun negatif tetap prosedur isolasi atau karantina diri, karena yang diperiksa adalah hanya mereka secara surveilans dianggap ada keterkaitan dengan Covid-19. 

Sementara itu, berdasar peta sebaran Covid-19 ada tambahan tiga orang positif. Di antaranya satu orang Kecamatan Sumberrejo, satu orang Kecamatan Bojonegoro, dan satu orang Kecamatan Trucuk.

“Satu orang dari Sumberrejo itu kasus baru peningkatan status dari OTG jadi positif. Lalu, satu orang Kecamatan Bojonegoro dan Trucuk itu peningkatan status sebelumnya PDP,” ujar Masirin.

Jadi hingga tadi malam, jumlah positif terkonfirmasi menjadi sebanyak 12 dan data secara kumulatif menjadi 15 orang. Meliputi dirawat 12 orang dan yang telah meninggal dunia 3 orang.

Lalu status ODP ada penambahan baru dua orang. Yaitu di Kecamatan Bojonegoro satu orang dan Kasiman satu orang. ODP yang selesai dalam pemantauan 6 orang.

Sedangkan status PDP berkurang dua orang, di Kecamatan Bojonegoro satu orang dan Trucuk satu orang, karena meningkat statusnya menjadi positif.

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Hasil rapid test terhadap pedagang di Pasar Kota Bojonegoro yang berjualan tengah malam cukup mengejutkan. Rapid test kemarin dini hari (7/5) itu digelar secara masal. Dari 269 pedagang sayur yang berjualan, ternyata 86 pedagang dinyatakan reaktif. 

Dari jumlah itu 75 pedagang warga Bojonegoro, sedangkan 11 pedagang asal Kabupaten Tuban. Rencananya, 75 pedagang asal Bojonegoro ini akan diisolasi di Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander. 

Meski belum dinyatakan positif Covid-19, semua pedagang akan dilakukan swab test. Tes swab ini nantinya akan memastikan pedagang positif tidaknya terpapar Covid-19. ‘’Baru hasil rapid test, tetap dilakukan swab test,’’ kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemkab Bojonegoro Masirin.

Menurut dia, bagi warga yang reaktif, dilarang beraktivitas di luar. Sebaliknya diwajibkan melakukan isolasi mandiri di desa. Pihaknya sudah koordinasi dengan pemdes, yang terdapat warganya reaktif.

Sedangkan, untuk 11 pedagang asal Tuban, pihaknya juga sudah menyampaikan ke dinas kesehatan kabupaten tetangga. Tentu, para pedagang tersebut untuk dilakukan isolasi selama 14 hari. Sambil menunggu hasil swab.

- Advertisement -

Dia menjelaskan, reaktif itu belum positif terpapar virus korona. Namun, hanya sebatas indikasi karena kondisi daya tahan tubuhnya rendah. Selama ini reaktif itu masih belum banyak dipahami masyarakat.

Sehingga perlu dijelaskan tentang edukasi kepada masyarakat tentang rapid test. Dia menambahkan, rapid test bukan diagnostik, tetapi sebagai seleksi atau pilah antara berpotensi atau tidak berpotensi terinfeksi karena ada keluhan klinis, dan resiko terpapar. 

‘’Walau bukan diagnostik, pemeriksaan ini sangat membantu dalam memutus mata rantai penularan,’’ jelas pria tinggal di Kecamatan Malo tersebut. 

Sebaliknya, pemeriksaan diagnostik untuk Covid-19 adalah real time-PCR (RT-PCR) melalui swab atau usapan tenggorokan. Hasil positif  pada rapid test tidak serta-merta seseorang sebagai penderita Covid-19, mesti diikuti dengan RT-PCR. 

‘’Ini penting untuk menghindari stigmatisasi di tengah masyarakat kepada yang rapid test,’’ jelasnya.

Namun, hasil negatif pada rapid test bukan berarti bebas Covid-19. Nantinya, diulang kembali setelah 10 hari. Bila negatif, bebas Covid-19. Bila positif diikuti pemeriksaan RT-PCR. Baik positif maupun negatif tetap prosedur isolasi atau karantina diri, karena yang diperiksa adalah hanya mereka secara surveilans dianggap ada keterkaitan dengan Covid-19. 

Sementara itu, berdasar peta sebaran Covid-19 ada tambahan tiga orang positif. Di antaranya satu orang Kecamatan Sumberrejo, satu orang Kecamatan Bojonegoro, dan satu orang Kecamatan Trucuk.

“Satu orang dari Sumberrejo itu kasus baru peningkatan status dari OTG jadi positif. Lalu, satu orang Kecamatan Bojonegoro dan Trucuk itu peningkatan status sebelumnya PDP,” ujar Masirin.

Jadi hingga tadi malam, jumlah positif terkonfirmasi menjadi sebanyak 12 dan data secara kumulatif menjadi 15 orang. Meliputi dirawat 12 orang dan yang telah meninggal dunia 3 orang.

Lalu status ODP ada penambahan baru dua orang. Yaitu di Kecamatan Bojonegoro satu orang dan Kasiman satu orang. ODP yang selesai dalam pemantauan 6 orang.

Sedangkan status PDP berkurang dua orang, di Kecamatan Bojonegoro satu orang dan Trucuk satu orang, karena meningkat statusnya menjadi positif.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/