BOJONEGORO – Harga gabah saat ini berada pada kondisi yang cukup baik. Per kilogram (kg) mencapai Rp 4.500. Kondisi itu dinilai sangat menguntungkan petani.
“Harga gabah saat ini sangat bagus. Ini kondisi yang bagus untuk petani,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Akhmad Djupari kemarin (7/4).
Djupari menjelaskan, mahalnya gabah ini disebabkan musim panen raya yang mulai berakhir. Selain itu juga disebabkan kualitas gabah yang cukup bagus. Kondisi itu, memicu harga gabah naik cukup tajam. “Asal tidak banjir harga gabah akan terus baik,” jelasnya.
Djupari menjelaskan, kondisi harga gabah tinggi memang tidak akan berlangsung selamanya. Dalam kondisi tertentu harga gabah akan turun.
Bahkan, sampai batas terendah harga. Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, itu bisa disiasati dengan menjual dalam bentuk beras. “Kalau dalam bentuk beras harganya lain,” jelasnya.
Selama ini harga gabah dipengaruhi oleh pasokan dan cuaca. Saat pasokan melimpah, harga gabah cenderung turun. Pengaruh cuaca juga sangat penting.
Jika cuaca buruk, maka kualitas gabah rendah. Sebab, kurang mendapatkan pengeringan sinar matahari. “Jadi, petani harus pandai mengatur agar harga penjualan supaya tidak merugi,” jelasnya.
Sementara itu, Bulog Sub Divre III Bojonegoro hingga kini tidak melakukan pembelian gabah. Sejauh ini hanya melakukan pembelian beras. “Kalau gabah kita memang tidak membeli. Kita beli beras,” ujar Kepala Bulog M.Akbar Said saat hubungi.
Namun, Akbar tidak menjelaskan secara rinci alasan tidak membeli gabah. Namun, sejak tidak melayani beras miskin (raskin), Bulog memang mengurangi volume pengadaan. Bahkan, stok beras di gudang Bulog melimpah.
Sebelum diganti dengan program bantuan pangan nontunai (BPNT), penyaluran beras Bulog menurun drastis. Kini, Bulog hanya mengandalkan operasi pasar untuk menyalurkan beras.