- Advertisement -
Kartika Indah Sari masih ingat pengalaman pertama mengikuti debat tingkat provinsi. Saat itu, dia ditunjuk kampusnya untuk mewakili rayon Lamongan. Meski pernah mengikuti debat beregu sebelumnya, perasaan was-was saat debat individu jauh lebih kuat.
“Kalau debat secara individu masih perdana, jadi sempat grogi,” ujar mahasiswi jurusan Agama Islam tersebut.
Menurut Tika, beban debat beregu ditanggung bersama. Sementara debat individu, dia harus menanggung sendiri. Apalagi Tika terkenal emosi ketika bersentuhan dengan tema yang bertolak belakang dengan pemikirannya.
Akhirnya saat debat individu, dia harus rela mendapat peringkat ketiga. Tema yang diangkat setiap rayon berbeda. Menurut perempuan berjilbab ini, di tengah debat, emosinya hampir tersulut. Sehingga keinginannya harus pupus.
Meski begitu, dia tetap bangga. Sebab bisa mengutarakan pemikirannya di depan banyak orang. Saat itu, tema yang diangkat revolusi industri dan agama. Selain harus mengedepankan pemikiran modern, juga etika dalam islam.
- Advertisement -
Tika mengaku harus berfikir keras. Apalagi persiapan untuk mengikuti debat individu hanya satu minggu. Padahal, Tika harus menyelesaikan tugas akhirnya. Beruntung, dia mendapat bantuan referensi dari dosennya di kelas. “Ada dua yang harus dipikirkan dan sempat down juga,” tutur perempuan hobi baca novel tersebut.
Kartika Indah Sari masih ingat pengalaman pertama mengikuti debat tingkat provinsi. Saat itu, dia ditunjuk kampusnya untuk mewakili rayon Lamongan. Meski pernah mengikuti debat beregu sebelumnya, perasaan was-was saat debat individu jauh lebih kuat.
“Kalau debat secara individu masih perdana, jadi sempat grogi,” ujar mahasiswi jurusan Agama Islam tersebut.
Menurut Tika, beban debat beregu ditanggung bersama. Sementara debat individu, dia harus menanggung sendiri. Apalagi Tika terkenal emosi ketika bersentuhan dengan tema yang bertolak belakang dengan pemikirannya.
Akhirnya saat debat individu, dia harus rela mendapat peringkat ketiga. Tema yang diangkat setiap rayon berbeda. Menurut perempuan berjilbab ini, di tengah debat, emosinya hampir tersulut. Sehingga keinginannya harus pupus.
Meski begitu, dia tetap bangga. Sebab bisa mengutarakan pemikirannya di depan banyak orang. Saat itu, tema yang diangkat revolusi industri dan agama. Selain harus mengedepankan pemikiran modern, juga etika dalam islam.
- Advertisement -
Tika mengaku harus berfikir keras. Apalagi persiapan untuk mengikuti debat individu hanya satu minggu. Padahal, Tika harus menyelesaikan tugas akhirnya. Beruntung, dia mendapat bantuan referensi dari dosennya di kelas. “Ada dua yang harus dipikirkan dan sempat down juga,” tutur perempuan hobi baca novel tersebut.