27.2 C
Bojonegoro
Saturday, June 3, 2023

Olah Pisang Jadi Keripik dan Dodol

- Advertisement -

TIDAK adanya jeda panen buah belimbing dan pisang di Desa Mojo, Kecamatan Kalitidu, tentu perlu terobosan agar lebih optimal penjualannya. Selain melayani tengkulak, para ibu rumah tangga mulai tertarik membuat olahan makanan dari hasil panen.

Ketua BUMDes Mojo Makmur Sujono mengungkapkan, peralatan untuk pengembangan olahan makanan dari pisang dan belimbing sudah ada. Namun, ditunda karena masih kondisi pandemi Covid-19 belum selesai. Tetapi, kendala lain masih sangat rendah kesadaran warga setempat ingin berwirausaha membuat olahan makanan.

Ia mengatakan baru ada satu ibu rumah tangga tertarik mengembangkan olahan makanan, yakni Tukhari. Buah belimbing dibuat menjadi dodol dan sirup. Sedangkan, pisang dibuat dodol dan keripik. Pesanan datang dari pedagang yang melapak di Agrowisata Belimbing Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.

“Karena Desa Mojo merupakan desa penyangga yang memasok belimbing ke Desa Ngringinrejo,” terangnya.

Menurutnya, mengolah buah-buahan yang ada di Desa Mojo juga bisa menjadi solusi apabila tidak ada tengkulak yang beli. Apabila terlalu lama buah belimbing atau pisang tidak segera dipanen, tentu rontok dan busuk. Berbeda kalau sebelum buah rontok sudah diolah menjadi makanan. Otomatis bisa awet lebih lama.

- Advertisement -

“Peluang itu seharusnya bisa dipikirkan seluruh pemilik lahan buah pisang dan belimbing di Desa Mojo, karena ketika panen raya tentu sangat berisiko hasil panennya tidak laku atau dibeli tengkulak dengan harga murah,” jelasnya.

Tukhari mengatakan, warga memang belum ada yang tertarik. Padahal, hasil mengolah buah pisang dan belimbing bisa dua kali lipat. Selain itu, pesanan setiap pekannya selalu ada. Namun, olahan makanan dari belimbing lebih diminati daripada pisang, tapi harga sangat bersaing.

“Karena dodol dan sirup belimbing itu jarang yang buat, jadi banyak orang tertarik. Kalau dodol pisang dan keripik pisang juga banyak yang cari buat oleh-oleh ke luar kota,” katanya. (bgs/rij)

TIDAK adanya jeda panen buah belimbing dan pisang di Desa Mojo, Kecamatan Kalitidu, tentu perlu terobosan agar lebih optimal penjualannya. Selain melayani tengkulak, para ibu rumah tangga mulai tertarik membuat olahan makanan dari hasil panen.

Ketua BUMDes Mojo Makmur Sujono mengungkapkan, peralatan untuk pengembangan olahan makanan dari pisang dan belimbing sudah ada. Namun, ditunda karena masih kondisi pandemi Covid-19 belum selesai. Tetapi, kendala lain masih sangat rendah kesadaran warga setempat ingin berwirausaha membuat olahan makanan.

Ia mengatakan baru ada satu ibu rumah tangga tertarik mengembangkan olahan makanan, yakni Tukhari. Buah belimbing dibuat menjadi dodol dan sirup. Sedangkan, pisang dibuat dodol dan keripik. Pesanan datang dari pedagang yang melapak di Agrowisata Belimbing Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.

“Karena Desa Mojo merupakan desa penyangga yang memasok belimbing ke Desa Ngringinrejo,” terangnya.

Menurutnya, mengolah buah-buahan yang ada di Desa Mojo juga bisa menjadi solusi apabila tidak ada tengkulak yang beli. Apabila terlalu lama buah belimbing atau pisang tidak segera dipanen, tentu rontok dan busuk. Berbeda kalau sebelum buah rontok sudah diolah menjadi makanan. Otomatis bisa awet lebih lama.

- Advertisement -

“Peluang itu seharusnya bisa dipikirkan seluruh pemilik lahan buah pisang dan belimbing di Desa Mojo, karena ketika panen raya tentu sangat berisiko hasil panennya tidak laku atau dibeli tengkulak dengan harga murah,” jelasnya.

Tukhari mengatakan, warga memang belum ada yang tertarik. Padahal, hasil mengolah buah pisang dan belimbing bisa dua kali lipat. Selain itu, pesanan setiap pekannya selalu ada. Namun, olahan makanan dari belimbing lebih diminati daripada pisang, tapi harga sangat bersaing.

“Karena dodol dan sirup belimbing itu jarang yang buat, jadi banyak orang tertarik. Kalau dodol pisang dan keripik pisang juga banyak yang cari buat oleh-oleh ke luar kota,” katanya. (bgs/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Klaster Pasar Muncul Kembali

Bobot Silvia Kini 114 Kilogram

Pulang Kampung, Arief Pantau Bisnis

Artikel Terbaru


/