BOJONEGORO – Kualitas kacang tanah di kawasan hutan di Kecamatan Dander, bisa menjadi penopang bahan baku untuk pabrikan. Keberadaan kacang tanah ini diarahkan pengembangan sektor pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Senin (5/2) berlangsung panen kacang tanah seluas 6,5 hektare. Hasilnya, menghasilkan 3 ton per hektare. Areal ini sebagai pilot project dipergunakan bibit kacang tanah yang nantinya ditanam di lahan seluas 2.200 hektare. Tentu dengan hasil kotor sekitar Rp 18 juta per hektare setiap panen.
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga saat menghadiri panen tersebut mengatakan, upaya ini membantu mengembangkan para petani sebagai pelaku UMKM yang akan menjadi sumber ekonomi baru.
“Mereka memiliki ketahanan ekonomi atau resiliensi yang tinggi. Sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian Indonesia. Pengembangan ekonomi umat harus digerakkan oleh seluruh pihak terkait,” kata Puspayoga.
Sektor ini, sekaligus inisiasi sebagai upaya mengarahkan kebijakan, pendampingan maupun monitoring program agribisnis kacang nasional. Hasil panen dapat dijual sebagai kabas (kacang basah), ataupun bentuk kacang ose, kacang kulit kering, dan kacang olahan.