32.4 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Produksi Perikanan Glagah Tertinggi

- Advertisement -

GLAGAH – Produksi perikanan Kecamatan Glagah tertinggi di Lamongan. Yakni mencapai 10.606.284 kilogram atau 10.606,2 ton, hasil pendataan bulan lalu. ‘’Produksi perikanan Glagah memang selalu tinggi karena petaninya menerapkan beberapa metode budidaya dan tidak menutup diri terhadap perkembangan sarana prasarana baru,’’ kata Kepala Bidang Budidaya Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan, Tri Wahyudi senin (5/3).

Menurut dia, petani tambak merata di seluruh desa-desa di wilayah Glagah. Bahkan setiap panen, petani bisa melakukan ‘ekspor’ ke luar daerah. Salah satu daerah yang kerap menjadi sasaran penjualan yakni Jawa tengah, Jawa barat, dan DKI. ‘’Petambak Glagah bisa menjual ikan ke luar daerah karena produksinya sangat tinggi dan surplus,’’ ungkapnya.

Tri Wahyudi melanjutkan, target budidaya perikanan di Lamongan tahun ini dinaikkan. Kenaikan target itu didasarkan realisasi produksi tahun lalu, selain itu juga terjadi pengembangan kawasan sawah tambak saat ini. Menurut dia, kondisi banjir tidak menjadi penghalang para petani tambak Lamongan untuk meningkatkan produksi. Mereka sudah terbiasa menghadapi banjir, sehingga bisa melakukan antisipasi.

‘’Petani tambak Lamongan sudah terbiasa dengan banjir. Sehingga antisipasi sudah dilakukan untuk menghindari kerugian,’’ tukasnya. Dia mengungkapkan, produksi budidaya perikanan Lamongan tahun lalu terjadi peningkatan hingga 1.000 ton.

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan kelautan Lamongan, pada 2016 produksi ikan budidaya sebanyak 51.302 ton, dan 2017 menjadi 52.372 ton. ‘’Tahun ini kita targetkan naik 1.000 ton ,’’ tandasnya. Tri Wahyudi menambahkan, pihaknya menaikkan target produksi tahun ini dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

- Advertisement -

Karena meski produksi melimpah, harga ikan cukup stabil di luar daerah. Targetnya, panen periode Februari-Juli harus bisa melakukan ‘ekspor’ ke luar daerah lebih banyak, setelah kebutuhan lokal terpenuhi. Sebab ikan bukan menjadi makanan pokok. Sehingga ketika petani mampu menarik lebih besar pasar luar daerah maka kesejahteraannya akan terpenuhi. “Kalau berkutat pasar lokal harganya memang tidak bisa tinggi, “terangnya.

GLAGAH – Produksi perikanan Kecamatan Glagah tertinggi di Lamongan. Yakni mencapai 10.606.284 kilogram atau 10.606,2 ton, hasil pendataan bulan lalu. ‘’Produksi perikanan Glagah memang selalu tinggi karena petaninya menerapkan beberapa metode budidaya dan tidak menutup diri terhadap perkembangan sarana prasarana baru,’’ kata Kepala Bidang Budidaya Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan, Tri Wahyudi senin (5/3).

Menurut dia, petani tambak merata di seluruh desa-desa di wilayah Glagah. Bahkan setiap panen, petani bisa melakukan ‘ekspor’ ke luar daerah. Salah satu daerah yang kerap menjadi sasaran penjualan yakni Jawa tengah, Jawa barat, dan DKI. ‘’Petambak Glagah bisa menjual ikan ke luar daerah karena produksinya sangat tinggi dan surplus,’’ ungkapnya.

Tri Wahyudi melanjutkan, target budidaya perikanan di Lamongan tahun ini dinaikkan. Kenaikan target itu didasarkan realisasi produksi tahun lalu, selain itu juga terjadi pengembangan kawasan sawah tambak saat ini. Menurut dia, kondisi banjir tidak menjadi penghalang para petani tambak Lamongan untuk meningkatkan produksi. Mereka sudah terbiasa menghadapi banjir, sehingga bisa melakukan antisipasi.

‘’Petani tambak Lamongan sudah terbiasa dengan banjir. Sehingga antisipasi sudah dilakukan untuk menghindari kerugian,’’ tukasnya. Dia mengungkapkan, produksi budidaya perikanan Lamongan tahun lalu terjadi peningkatan hingga 1.000 ton.

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan kelautan Lamongan, pada 2016 produksi ikan budidaya sebanyak 51.302 ton, dan 2017 menjadi 52.372 ton. ‘’Tahun ini kita targetkan naik 1.000 ton ,’’ tandasnya. Tri Wahyudi menambahkan, pihaknya menaikkan target produksi tahun ini dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

- Advertisement -

Karena meski produksi melimpah, harga ikan cukup stabil di luar daerah. Targetnya, panen periode Februari-Juli harus bisa melakukan ‘ekspor’ ke luar daerah lebih banyak, setelah kebutuhan lokal terpenuhi. Sebab ikan bukan menjadi makanan pokok. Sehingga ketika petani mampu menarik lebih besar pasar luar daerah maka kesejahteraannya akan terpenuhi. “Kalau berkutat pasar lokal harganya memang tidak bisa tinggi, “terangnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/