Radar Bojoengoro – Uji kemampuan produksi (well test) dua sumur baru di Jambaran Sentral akan dilakukan selama dua bulan. Mulai 15 Desember hingga 15 Januari 2021. Selama itu warga desa sekitar, khusunya Desa Kaliombo, Kecamatan Tambakrejo, akan mendengar suara 55 desibel.
JTB Site Office & PGA Manager Edi Purnomo mengatakan, well test sebelumnya telah dilakukan pada empat sumur di Jambaran East. Atau tepatnya di Desa Badung Rejo, Kecamatan Ngasem.
Hasilnya mampu memproduksi gas 60 MMSCFD (juta kaki kubik perhari/miliion standard cubic feet per day) setiap sumur. Selanjutnya, untuk memenuhi target produksi gas 315 MMSCFD selama 16 tahun. Sehingga dilakukan kembali well test dua sumur baru di Jambaran Central. Dimulai dari pertengahan Desember 2021.
“Sumur sudah dilakukan pengeboran,” ungkapnya ditemui di Desa Kaliombo kemarin. Edi menjelaskan ketika well test ahli-ahli terus melakukan penjagaan dan pengecekan. Termasuk tingkat kebisingan muncul ketika uji sumur dilakukan.
Perwakilan SKK Migas Dimas Haryo mengatakan, perlu serangkaian kegiatan mengetahui kandungan sumur. Masyarakat diimbau tidak kaget ketika ada suara dan ada cahaya ketika malam. “Sudah mengantisipasi dari semua aspek keamanannya. Sehingga meminimalisir ganguan yang timbul,” ujarnya.
Enginering PEPC Rika Pevita mengatakan, dua sumur sudah dibor. Tinggal melakukan well test mengetahui kemampuan produksi sumur. Dilakukan mulai 15 Desember 2020 hingga 15 Januari 2021. Masing-masing sumur 18 hari. “Sudah dapat persetujuan dari SKK Migas,” ungkapnya.
Rika menjelaskan dari 18 hari hanya 5 hari dilakukan well testing. Dari lima hari dilakukan well clean up (pembersihan sisa-sisa pengeboran) selama 24 jam. Dilanjut testing beberapa jam sehari dengan flaring gas. “Well clean up dengan flaring 24 jam. Welltesting beberapa jam sehari, secara periodik enam jam berjalan, enam jam evaluasi,” ujarnya.
Menurut Rika, dari pengerjaan itu dihasilkan kebisingan, namun dengan adanya teknologi silencer suara bisa dikurangi hingga 20 desibel. Sehingga hanya 55 desibel akan terdengar masyarakat sekitar. Atau setara suara seseoarang berbicara. “Sudah dilakukan pengecekan radius 500 meter dari sumur,” jelasnya.
Selain itu flaring gas akan memunculkan api. Namun panas diredam dengan teknologi flare pit atau tembok besar didalamnya akan dialiri air. Sehingga panas tidak menyebar. “Teknologi mengecilkan risiko panas dan suara,” klaimnya. (irv)