24.7 C
Bojonegoro
Saturday, June 3, 2023

Lagi, Satu Jamaah Tuban Alami Dimensia Berat

- Advertisement -

TUBAN, Radar Tuban – Satu jamaah haji asal Tuban dikabarkan alami dimensia saat berada di Makkah. Laporan kondisi kesehatan jamaah itu kemarin (4/8) diterima oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tuban.

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Tuban Umi Kulsum membenarkan kondisi satu jamaah yang mengalami dimensia atau pikun tersebut. Kondisinya pun cukup memprihatinkan. Sebab, dimensia yang dialami masuk kategori berat.

‘’Yang bersangkutan sampai mengamuk. Petugas yang mencoba untuk menenangkan pun kewalahan,’’ terang Umi ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, kemarin.

Saat ini, lanjut Umi, jamaah yang masuk kelompok terbang (kloter) 76 itu dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk mendapat perawatan secara intensif. Hanya, sampai tadi malam belum ada kabar lebih lanjut terkait kondisi yang bersangkutan. Apakah tetap bertahan di Tanah Suci atau dipulang. Sebab, kondisi dimensia berat cukup membahayakan bagi jamaah itu sendiri.

- Advertisement -

‘’Yang paling dikhawatirkan adalah melakukan hal-hal yang membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain,’’ terang pejabat kemenag yang juga ketua umum PC Fatayat NU Tuban itu.

Tentu, semua berharap yang bersangkutan kembali normal dan bisa malaksanakan rukun Islam kelima tersebut hingga tuntas. ‘’Kita doakan, semoga segera kembali sehat dan bisa menjalankan ibadah haji dengan normal,’’ terang mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu.

Sebelumnya, dua CJH asal Tuban juga gagal terbang ke Tanah Suci akibat alami dimensia berat. Kedua jamaah mengalami dimensia saat berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya (AHES). Setelah menjalani pemeriksaan oleh tim dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), keduanya dinyatakan tidak layak terbang.

Selama berada di AHES keduanya kerap teriak ingin pulang. Upaya memanggil pihak keluarga untuk menenangkan yang bersangkutan pun tidak berhasil. Karena kondisi dimensia berat itulah, akhirnya pihak keluarga setuju untuk menunda pemberangkatan kedua jamaah dari Kecamatan Soko dan Merakurak tersebut.

TUBAN, Radar Tuban – Satu jamaah haji asal Tuban dikabarkan alami dimensia saat berada di Makkah. Laporan kondisi kesehatan jamaah itu kemarin (4/8) diterima oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tuban.

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Tuban Umi Kulsum membenarkan kondisi satu jamaah yang mengalami dimensia atau pikun tersebut. Kondisinya pun cukup memprihatinkan. Sebab, dimensia yang dialami masuk kategori berat.

‘’Yang bersangkutan sampai mengamuk. Petugas yang mencoba untuk menenangkan pun kewalahan,’’ terang Umi ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, kemarin.

Saat ini, lanjut Umi, jamaah yang masuk kelompok terbang (kloter) 76 itu dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk mendapat perawatan secara intensif. Hanya, sampai tadi malam belum ada kabar lebih lanjut terkait kondisi yang bersangkutan. Apakah tetap bertahan di Tanah Suci atau dipulang. Sebab, kondisi dimensia berat cukup membahayakan bagi jamaah itu sendiri.

- Advertisement -

‘’Yang paling dikhawatirkan adalah melakukan hal-hal yang membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain,’’ terang pejabat kemenag yang juga ketua umum PC Fatayat NU Tuban itu.

Tentu, semua berharap yang bersangkutan kembali normal dan bisa malaksanakan rukun Islam kelima tersebut hingga tuntas. ‘’Kita doakan, semoga segera kembali sehat dan bisa menjalankan ibadah haji dengan normal,’’ terang mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu.

Sebelumnya, dua CJH asal Tuban juga gagal terbang ke Tanah Suci akibat alami dimensia berat. Kedua jamaah mengalami dimensia saat berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya (AHES). Setelah menjalani pemeriksaan oleh tim dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), keduanya dinyatakan tidak layak terbang.

Selama berada di AHES keduanya kerap teriak ingin pulang. Upaya memanggil pihak keluarga untuk menenangkan yang bersangkutan pun tidak berhasil. Karena kondisi dimensia berat itulah, akhirnya pihak keluarga setuju untuk menunda pemberangkatan kedua jamaah dari Kecamatan Soko dan Merakurak tersebut.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/