27.8 C
Bojonegoro
Friday, June 2, 2023

Pakai Joki, Dua Peserta Ujian Paket C Dicoret

- Advertisement -

TUBAN – Dugaan keterlibatan seorang joki dalam pelaksanaan ujian paket C ternyata bukan isapan jempol. Aksi yang mencoreng dunia pendidikan Kabupaten Tuban itu ternyata benar adanya. Keterlibatan oknum peran pengganti peserta ujian paket C itu dibenarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Non Formal dan Informal Dinas Pendidikan (Dispendik) Tuban, Sumarno. ‘’Ya, ada dua,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban setelah menelusuri kebenaran kabar yang muncul di hari pertama pelaksanaan ujian pada 27 April lalu tersebut.

Hanya, saat ditanya terkait identitas peserta dan oknum joki tersebut, dia enggan untuk membeber. Sebaliknya, Marno hanya menyampaikan bahwa sudah ada sanksi tegas bagi peserta yang ketahuan bekerjasama dengan joki tersebut. ‘’Sanksinya tidak bisa ikut ujian,’’ tandasnya.

Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) kepala Dispendik Nur Khamid menegaskan, seiring dengan tidak bisa mengikuti ujian tersebut, maka kedua peserta dipastikan tidak lulus ujian kesetaraan SMA. ‘’Sudah langsung dicoret dari data peserta ujian paket C,’’ tegasnya.

Disinggung terkait proses penindakan bagi oknum yang memerankan joki, Khamid menyampaikan sejauh ini belum ada langkah lanjutan untuk memproses oknum joki yang bersekongkol dengan peserta tersebut. ‘’Untuk sampai sejauh itu (memprosesnya, Red) kami belum melangkah,’’ ujar mantan kepala SMAN 1 Soko itu.

Lebih lanjut Khamid menyampaikan, proses terungkapnya joki itu berlangsug singkat. Sehingga, yang bersangkutan belum sempat diinterogasi. ‘’Setelah ketahuan (sebagai joki, Red) yang bersangkutan langsung diminta keluar dari ruangan oleh pengawas. Setelah itu yang bersangkutan langsung pergi. Jadi, belum sempat dimintai keterangan sudah pergi dulu,’’ jelas sekretaris Dispendik Tuban itu.

- Advertisement -

Disinggung apakah ada rencana untuk memanggil yang bersangkutan, baik peserta maupun oknum yang berperan sebagai joki, Khamid mengaku belum memiliki agenda. Sebab, saat ini dispendik masih memiliki banyak kegiatan. Termasuk mengawal jalannya USBN (ujian sekolah berstandar nasional) dan persiapan ujian susulan paket C. ‘’Ya nanti kita agendakan,’’ tandasnya.

Berdasar informasi yang diterima Jawa Pos Radar Tuban, dua peserta yang memainkan joki itu berinisial P dan L. Keduanya berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Ihlas. Sementara yang berperan sebagai joki adalah alumni paket C tahun lalu, yang tidak lain adalah teman peserta sendiri.

Diberitakan sebelumnya, keterlibatan joki untuk mengerjakan soal ujian kesetaraan SMA itu berlangsung di lokasi ujian SMK Abdi Negara. Sumber wartawan koran ini mengatakan, terbongkarnya dua joki itu berawal dari kecurigan para peserta yang merasa asing dengan wajah kedua joki tersebut. Sebab, keduanya selama ini tidak pernah mengikuti bimbingan belajar PKBM. Dari situ banyak yang curiga bahwa yang bersangkutan bukan peserta asli.

Selanjutnya, sebagian peserta melaporkan kedua orang yang berperan sebagai joki itu ke penilik atau pengawas ruangan. Setelah dipastikan bahwa yang bersangkutan bukanlah peserta yang sebenarnya, keduanya langsung dikeluarkan dari ruangan. Belum sempat diinterogasi, keduanya sudah meninggalkan lokasi ujian.

TUBAN – Dugaan keterlibatan seorang joki dalam pelaksanaan ujian paket C ternyata bukan isapan jempol. Aksi yang mencoreng dunia pendidikan Kabupaten Tuban itu ternyata benar adanya. Keterlibatan oknum peran pengganti peserta ujian paket C itu dibenarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Non Formal dan Informal Dinas Pendidikan (Dispendik) Tuban, Sumarno. ‘’Ya, ada dua,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban setelah menelusuri kebenaran kabar yang muncul di hari pertama pelaksanaan ujian pada 27 April lalu tersebut.

Hanya, saat ditanya terkait identitas peserta dan oknum joki tersebut, dia enggan untuk membeber. Sebaliknya, Marno hanya menyampaikan bahwa sudah ada sanksi tegas bagi peserta yang ketahuan bekerjasama dengan joki tersebut. ‘’Sanksinya tidak bisa ikut ujian,’’ tandasnya.

Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) kepala Dispendik Nur Khamid menegaskan, seiring dengan tidak bisa mengikuti ujian tersebut, maka kedua peserta dipastikan tidak lulus ujian kesetaraan SMA. ‘’Sudah langsung dicoret dari data peserta ujian paket C,’’ tegasnya.

Disinggung terkait proses penindakan bagi oknum yang memerankan joki, Khamid menyampaikan sejauh ini belum ada langkah lanjutan untuk memproses oknum joki yang bersekongkol dengan peserta tersebut. ‘’Untuk sampai sejauh itu (memprosesnya, Red) kami belum melangkah,’’ ujar mantan kepala SMAN 1 Soko itu.

Lebih lanjut Khamid menyampaikan, proses terungkapnya joki itu berlangsug singkat. Sehingga, yang bersangkutan belum sempat diinterogasi. ‘’Setelah ketahuan (sebagai joki, Red) yang bersangkutan langsung diminta keluar dari ruangan oleh pengawas. Setelah itu yang bersangkutan langsung pergi. Jadi, belum sempat dimintai keterangan sudah pergi dulu,’’ jelas sekretaris Dispendik Tuban itu.

- Advertisement -

Disinggung apakah ada rencana untuk memanggil yang bersangkutan, baik peserta maupun oknum yang berperan sebagai joki, Khamid mengaku belum memiliki agenda. Sebab, saat ini dispendik masih memiliki banyak kegiatan. Termasuk mengawal jalannya USBN (ujian sekolah berstandar nasional) dan persiapan ujian susulan paket C. ‘’Ya nanti kita agendakan,’’ tandasnya.

Berdasar informasi yang diterima Jawa Pos Radar Tuban, dua peserta yang memainkan joki itu berinisial P dan L. Keduanya berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Ihlas. Sementara yang berperan sebagai joki adalah alumni paket C tahun lalu, yang tidak lain adalah teman peserta sendiri.

Diberitakan sebelumnya, keterlibatan joki untuk mengerjakan soal ujian kesetaraan SMA itu berlangsung di lokasi ujian SMK Abdi Negara. Sumber wartawan koran ini mengatakan, terbongkarnya dua joki itu berawal dari kecurigan para peserta yang merasa asing dengan wajah kedua joki tersebut. Sebab, keduanya selama ini tidak pernah mengikuti bimbingan belajar PKBM. Dari situ banyak yang curiga bahwa yang bersangkutan bukan peserta asli.

Selanjutnya, sebagian peserta melaporkan kedua orang yang berperan sebagai joki itu ke penilik atau pengawas ruangan. Setelah dipastikan bahwa yang bersangkutan bukanlah peserta yang sebenarnya, keduanya langsung dikeluarkan dari ruangan. Belum sempat diinterogasi, keduanya sudah meninggalkan lokasi ujian.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/