24.2 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Pilih Menikah Ketimbang Ikut UNBK

- Advertisement -

BOJONEGORO – Tak semua pelajar bisa menuntaskan pendidikan pada jenjang SMA. Sebab, ada saja mereka yang memutuskan untuk keluar dari sekolah. Pelajar itu lebih memilih bekerja ataupun menikah. Jadi, mereka tidak mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). 

Data yang diterima Jawa Pos Radar Bojonegoro, terdapat 18 peserta diketahui tidak hadir dalam UNBK dikarenakan mengundurkan diri. Faktornya, yakni telah bekerja, pindah ke luar daerah, dan juga menikah.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jawa Timur di Bojonegoro Adi Prayitno mengatakan, jumlah tersebut merupakan bagian dari jumlah peserta ujian dari SMA/MA, yakni 9.018. Namun, pihaknya belum dapat menyampaikan secara detail dari sekolah mana saja.

“Alasan mereka mengundurkan diri karena telah bekerja dan menikah. Selain itu, ada juga yang ikut orang tuanya pindah ke luar kota atau pulau,” kata dia kemarin (3/4).

Lanjut Adi, sapaannya, peserta yang mengundurkan diri itu telanjur masuk dalam daftar nama tetap (DNT). Sehingga, ketidakhadiran peserta terdeteksi pada saat UNBK hari pertama.

- Advertisement -

“Sebab, pendataan DNT peserta UNBK dilakukan pada semester sebelumnya,” jelasnya.

Menurut dia, kemampuan dan upaya lembaga sekolah untuk menangani hal ini juga terbatas. Sebab, hal tersebut merupakan keinginan seiring dengan kondisi siswa yang tidak memungkinkan untuk ikut ujian.

“Pihak sekolah sudah melakukan upaya terkait permasalahan ini. Namun, juga tidak bisa memaksa secara berlebihan untuk menahan siswa,” ucap dia.

Sementara itu, Kasubbag TU Cabdindik Jawa Timur di Bojonegoro Jaswadi menambahkan, pada hari pertama UNBK juga terdapat dua siswa absen. Tentunya, selain 18 peserta yang mengundurkan diri.

“Kedua siswa tersebut di antaranya karena sakit dan izin,” imbuhnya.

Teruntuk hari kedua, lanjut dia, belum mendapat laporan absensi secara lengkap. Sehingga, kelengkapan data baru dapat disampaikan besok (hari ini, Red).

“Jadi untuk hari pertama ada 8.998 peserta yang hadir dari total keseluruhan 9.018,” kata dia.

Sementara itu, praktisi pendidikan Bojonegoro Ahmad Farid Ustman mengatakan, seharusnya sekolah bisa terus memantau siswanya yang telah terdaftar untuk ikut ujian. Jika ada siswa yang keburu ingin menikah ataupun bekerja. Alangkah baiknya diberikan pemahaman orang tuanya.

“Ini kan menyangkut masa depan anak juga,” terang Dosen Institut Agama Islam  (IAI) Sunan Giri Bojonegoro itu.

Farid melanjutkan, pendidikan prinsipnya memberikan pengembangan terhadap para siswa. Dia berharap UNBK tak lagi menjadi momok terhadap siswa. Sehingga, siswa bisa mengerjakan dengan jujur.

“Kita harus mendorong agar siswa menghargai proses. Yakinkan, proses yang baik tidak akan mengkhianati hasil,” tandas lulusan UIN Malang itu. 

Dia menambahkan, semangat untuk menuntaskan pendidikan 12 tahun akan tanggung jawab bersama.

BOJONEGORO – Tak semua pelajar bisa menuntaskan pendidikan pada jenjang SMA. Sebab, ada saja mereka yang memutuskan untuk keluar dari sekolah. Pelajar itu lebih memilih bekerja ataupun menikah. Jadi, mereka tidak mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). 

Data yang diterima Jawa Pos Radar Bojonegoro, terdapat 18 peserta diketahui tidak hadir dalam UNBK dikarenakan mengundurkan diri. Faktornya, yakni telah bekerja, pindah ke luar daerah, dan juga menikah.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jawa Timur di Bojonegoro Adi Prayitno mengatakan, jumlah tersebut merupakan bagian dari jumlah peserta ujian dari SMA/MA, yakni 9.018. Namun, pihaknya belum dapat menyampaikan secara detail dari sekolah mana saja.

“Alasan mereka mengundurkan diri karena telah bekerja dan menikah. Selain itu, ada juga yang ikut orang tuanya pindah ke luar kota atau pulau,” kata dia kemarin (3/4).

Lanjut Adi, sapaannya, peserta yang mengundurkan diri itu telanjur masuk dalam daftar nama tetap (DNT). Sehingga, ketidakhadiran peserta terdeteksi pada saat UNBK hari pertama.

- Advertisement -

“Sebab, pendataan DNT peserta UNBK dilakukan pada semester sebelumnya,” jelasnya.

Menurut dia, kemampuan dan upaya lembaga sekolah untuk menangani hal ini juga terbatas. Sebab, hal tersebut merupakan keinginan seiring dengan kondisi siswa yang tidak memungkinkan untuk ikut ujian.

“Pihak sekolah sudah melakukan upaya terkait permasalahan ini. Namun, juga tidak bisa memaksa secara berlebihan untuk menahan siswa,” ucap dia.

Sementara itu, Kasubbag TU Cabdindik Jawa Timur di Bojonegoro Jaswadi menambahkan, pada hari pertama UNBK juga terdapat dua siswa absen. Tentunya, selain 18 peserta yang mengundurkan diri.

“Kedua siswa tersebut di antaranya karena sakit dan izin,” imbuhnya.

Teruntuk hari kedua, lanjut dia, belum mendapat laporan absensi secara lengkap. Sehingga, kelengkapan data baru dapat disampaikan besok (hari ini, Red).

“Jadi untuk hari pertama ada 8.998 peserta yang hadir dari total keseluruhan 9.018,” kata dia.

Sementara itu, praktisi pendidikan Bojonegoro Ahmad Farid Ustman mengatakan, seharusnya sekolah bisa terus memantau siswanya yang telah terdaftar untuk ikut ujian. Jika ada siswa yang keburu ingin menikah ataupun bekerja. Alangkah baiknya diberikan pemahaman orang tuanya.

“Ini kan menyangkut masa depan anak juga,” terang Dosen Institut Agama Islam  (IAI) Sunan Giri Bojonegoro itu.

Farid melanjutkan, pendidikan prinsipnya memberikan pengembangan terhadap para siswa. Dia berharap UNBK tak lagi menjadi momok terhadap siswa. Sehingga, siswa bisa mengerjakan dengan jujur.

“Kita harus mendorong agar siswa menghargai proses. Yakinkan, proses yang baik tidak akan mengkhianati hasil,” tandas lulusan UIN Malang itu. 

Dia menambahkan, semangat untuk menuntaskan pendidikan 12 tahun akan tanggung jawab bersama.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/