TUBAN – Bangunan Masjid Agung Tuban masuk dalam situs budaya. Dibangun pada masa pemerintahan Adipati Raden Ario Tedjo (bupati Tuban ke-7) sekitar abad XV masehi, tempat ibadah ini kemudian direnovasi kali pertama pada 1894. Yakni, pada masa pemerintahan Raden Toemengoeng Koesoemodiko (bupati ke-35 Tuban).
Bukti tersebut tertulis pada prasasti pada salah satu dinding masjid. Tulisannya demikian, Batoe yang pertama dari inie missigit dipasang pada hari Akad tanggal 29 Djuli 1894 oleh R. Toemengoeng Koesoemodiko Boepati Toeban. Inie missigit terbikin oleh Toewan Opzicter B.O.H.M. Toxopeus.
Sejarah ini hanya diketahui kalangan tertentu. Begitu juga tempat prasasti tersebut. Hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya karena tidak ada petunjuk.
Karena masjid maupun pemkab setempat tidak pernah memb-blow up sejarah tersebut pada papan maupun ruang display khusus, menjadikan latar belakang masjid di barat Alun-Alun Tuban ini terasa asing bagi pengunjung maupun sebagian besar masyarakat Bumi Wali.