LAMONGAN, Radar Lamongan – Suasana hari pertama masuk sekolah di sejumlah lembaga pendidikan tampak lengang. Pihak sekolah terpaksa menerapkan pembelajaran daring pada sebagian siswanya, akibat akses ke sekolah hingga ruangan kelas terendam banjir.
Salah satunya di SDN Sidomulyo 1 Deket Lamongan yakni ruang kelas 4 hingga kelas 6, kantor, perpustakaan, ruang TK terendam. Salah satu guru SD Sidomulyo 1 Deket Bela mengatakan, siswa kelas 1 hingga kelas 3 tetap masuk. Sebab ruangan kelas aman dari rendaman banjir.
‘’Sekarang ini yang kelas 1 hingga kelas 3 ada agenda vaksinasi, jadi kelas sepi,’’ tutur Bela, kemarin (3/1).
Kondisi lebih parah terjadi di SDN Gempol Pendowo Glagah Lamongan. Kasek SDN Gempol Pendowo Glagah Lamongan Iza menjelaskan, pembelajaran di lembaganya full daring. Yakni, seluruh guru memanfaatkan aplikasi zoom agar pembelajaran tetap berjalan.
Menurutnya, siswa tidak merasa kesulitan selama pembelajaran daring.
Karena sistem pembelajaran online pernah diterapkan selama pandemic covid-19. Bedanya, kini pembelajaran daring dalam situasi banjir, sehingga kurang efektif.
‘’Kalau kendala mungkin bisa diminimalisasi, sebab mereka sudah pernah daring. Tapi kalau kondisi banjir kan guru harus memastikan siswa benar-benar hadir melalui zoom,’’ terang Iza.
Dia mengaku lembaganya terdampak cukup parah. Seluruh ruangan terendam. Apalagi sebelumnya lembaga ini juga diterjang puting beliung. Sehingga ruang lantai dua belum bisa difungsikan untuk membantu pembelajaran.
‘’Pembelajaran daring ini biasanya dilakukan dengan memberikan tugas ke siswa. Tapi karena situasinya banjir sehingga tidak bisa full zoom,’’ ujar Iza.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif memastikan, terdapat lembaga yang tidak terdampak banjir masih menerapkan pembelajaran normal. Namun, terang dia, pembelajaran tatap muka (PTM) diperbolehkan bagi lembaga yang jumlah siswanya sedikit dan memungkinkan. Yakni dengan mengurangi jam. Sedangkan, terang dia, pembelajaran daring pada sekolah yang terendam banjir terpaksa dilakukan, karena kondisinya tidak memungkinkan bagi siswa datang ke sekolah.
‘’Kita minta lembaga bertanggung jawab dengan melaksanakan protokol kesehatan ketat, serta mengurangi jam pembelajaran untuk yang masuk normal,” imbau Munif.