Skena musik Bojonegoro makin berwarna. Di tengah lautan band hardcore/punk, The Pionirs hadir tawarkan musik rock n roll. Dua lagu telah mereka rilis. Siap menghibur dan ajak bergoyang bersama.
SEBELUM menutup akhir tahun 2021, skena musik bawah tanah Bojonegoro bikin gigs di salah satu kafe turut Jalan Veteran pada 26 Desember 2021. Susunan line up-nya cukup berbeda. Yakni, ada salah satu band baru. Di luar dugaan musik yang mereka usung yaitu rock n roll. Dandanan rockabilly saat manggung pun tak terlewat. Band itu bernama The Pionirs.
Penggawa The Pionirs ialah Sandy Ruslian. Pemuda asal Desa Tikusan, Kecamatan Kapas, itu mengatakan, The Pionirs lahir cukup spontan. Kebetulan Sandy punya usaha kafe dengan nama sama. Konsepnya bergaya rockabilly klasik. “Jadi kenapa tidak kafe punya band yang bikin lagu sendiri. Nanti lagunya bakal menjadi soundtrack kafenya hehehe,” katanya.
Alhasil, personel The Pionirs berisi karyawan kafenya dan dibantu beberapa teman. Sandy mainkan saksofon, Naro sebagai vokalis, Otong mainkan kontra bass, Riza mainkan keyboard, Joy mainkan drum, Agung Tato jadi vokalis dan gitaris, dan Dimas Acil sebagai gitaris. “Tujuh personel. Jadi ada enam instrumen di panggung. Kalau persiapan main cukup lama sekaligus ribet, tapi seru,” ujarnya dengan senyum.
Meski The Pionirs baru terbentuk sekitar satu semester, mereka sudah punya dua lagu. “Lagu pertama berjudul Pena Kelabu dan lagu kedua berjudul My Little Girl. Ada satu lagu lagi, tapi hanya instrumental, belum diberi judul,” beber alumni mahasiswa S-1 akuntasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Menurutnya, band rock n roll di Bojonegoro sangat terbatas. Jadi, Sandy ingin bereksperimen dengan musik tersebut. Pengaruh musik The Pionirs tentu saja Elvis Presley. “Selain itu, ada pengaruh juga dari Eddie and The Hot Rods,” imbuhnya.
Saat ini, The Pionirs baru merampungkan rekaman tiga lagu. Rencananya akan tambah satu lagu lagi untuk dijadikan minialbum. Rekamannya bisa cepat rampung, karena di studio milik salah satu personelnya yaitu Dimas Acil. Targetnya awal tahun The Pionirs bisa rilis minialbum berisi empat lagu. Juga bakal bikin video klip lagu Pena Kelabu.
Sandy bersama personel The Pionirs lainnya masih percaya rilisan fisik berupa CD. Meski sudah ada gempuran ragam music streaming platform seperti Spotify. Sandy menilai biar bagaimanapun rilisan fisik tidak bisa tergantikan digitalisasi. Ada kenangan setiap rilisan fisik. Ia pun tidak antipati dengan hal berbau digital. Ke depannya lagu The Pionirs juga tetap dirilis dengan format digital.
Respons sesama teman di skena musik cukup baik. Bahkan sudah banyak yang hafal lirik lagu Pena Kelabu. Sehingga, ada banyak ikut bernyanyi dan bergoyang bersama. “Semoga makin berwarna musik band-band baru di Bojonegoro. Karena semisal kami bawakan musik punk atau hardcore, tentu jadi mainstream di dalam skena,” tegasnya.
Rencana tur ketika sudah rilis minialbum belum terpikirkan. Kemungkinan bakal dilakukan dalam waktu dekat ini meramaikan gigs-gigs lokal. Tak lupa mulai secara bertahap terus mengumpulkan serta menggodok materi-materi untuk lagu-lagu baru.
Perlu diketahui, sebelumnya Sandy merupakan peniup saksofon band ska asal Bojonegoro yaitu The Los Funtoast. Namun, karena banyak personel yang sibuk, akhirnya The Los Funtoast regenerasi. Sehingga The Los Funtoast dengan formasi baru yang muda dan segar.