- Advertisement -
BOJONEGORO – Tren berwirausaha di kalangan anak muda memang bukan hal baru lagi. Para pebisnis muda andal dan berani membuat sekaligus memasarkan produk atau menawarkan jasa. Mereka pun sangat sadar bahwa untuk mendongkrak penjualan dengan cara mengandalkan media sosial (medsos) dan branding. Sebab, konsumen masa kini tidak pernah lepas dari medsos.
Salah satu pengusaha distro di kawasan Sukorejo, Bojonegoro, Petrik, pun sangat paham bahwa pangsa pasar sekarang pasti melek teknologi. Dia pun selalu mengamati tren fashion yang sedang diikuti oleh anak muda sekarang. “Tren fashion sangat cepat berganti, jadi harus jeli mengamati tren yang akan datang,” ujarnya. Biasanya tren fashion anak muda mengikuti tren yang dibawa oleh artis maupun musisi. Tapi, cara lainnya ialah membuat tren sendiri lewat medsos.
Dia pun berani membuat clothing line sendiri di tengah merek-merek kaus yang sudah terkenal dari kota-kota besar. Namun, dia optimistis merek lokal juga mampu bersaing dengan merek dari kota besar. “Branding dan medsos benar-benar saya perkuat, karena di manapun kita berada, pasar bisa diciptakan,” ujarnya. Dalam sebulan minimal 50 kaus terjual, bahkan distro seputaran Jawa Timur sudah banyak yang melirik.
Terpisah, salah satu pengusaha kuliner pisang nugget asal Kecamatan Trucuk Raka Okdyan, memasarkan produknya lewat medsos. Meski tak punya toko, menggenjot tren di medsos dianggap cukup efektif untuk menggaet para konsumen. Selain itu, kalau urusan branding juga sangat dia perhatikan. Karena konsumen bisa tertarik dengan produknya kalau punya desain produk yang menarik. “Mulai dari logo hingga kemasan saya buat selayak mungkin, agar konsumen merasa dihargai ketika membeli produk kita,” katanya. Kalau urusan penjualan, Raka bisa jual lebih dari 10 bungkus per hari.
BOJONEGORO – Tren berwirausaha di kalangan anak muda memang bukan hal baru lagi. Para pebisnis muda andal dan berani membuat sekaligus memasarkan produk atau menawarkan jasa. Mereka pun sangat sadar bahwa untuk mendongkrak penjualan dengan cara mengandalkan media sosial (medsos) dan branding. Sebab, konsumen masa kini tidak pernah lepas dari medsos.
Salah satu pengusaha distro di kawasan Sukorejo, Bojonegoro, Petrik, pun sangat paham bahwa pangsa pasar sekarang pasti melek teknologi. Dia pun selalu mengamati tren fashion yang sedang diikuti oleh anak muda sekarang. “Tren fashion sangat cepat berganti, jadi harus jeli mengamati tren yang akan datang,” ujarnya. Biasanya tren fashion anak muda mengikuti tren yang dibawa oleh artis maupun musisi. Tapi, cara lainnya ialah membuat tren sendiri lewat medsos.
Dia pun berani membuat clothing line sendiri di tengah merek-merek kaus yang sudah terkenal dari kota-kota besar. Namun, dia optimistis merek lokal juga mampu bersaing dengan merek dari kota besar. “Branding dan medsos benar-benar saya perkuat, karena di manapun kita berada, pasar bisa diciptakan,” ujarnya. Dalam sebulan minimal 50 kaus terjual, bahkan distro seputaran Jawa Timur sudah banyak yang melirik.
Terpisah, salah satu pengusaha kuliner pisang nugget asal Kecamatan Trucuk Raka Okdyan, memasarkan produknya lewat medsos. Meski tak punya toko, menggenjot tren di medsos dianggap cukup efektif untuk menggaet para konsumen. Selain itu, kalau urusan branding juga sangat dia perhatikan. Karena konsumen bisa tertarik dengan produknya kalau punya desain produk yang menarik. “Mulai dari logo hingga kemasan saya buat selayak mungkin, agar konsumen merasa dihargai ketika membeli produk kita,” katanya. Kalau urusan penjualan, Raka bisa jual lebih dari 10 bungkus per hari.