22.9 C
Bojonegoro
Wednesday, May 31, 2023

Rekam Biometrik, CJH Harus Riwa-Riwi

- Advertisement -

TUBAN – Calon jamaah haji (CJH) asal Indonesia hanya bisa patuh dengan aturan baru yang dibuat pemerintah Arab Saudi.

Setelah sebelumnya harus menerima kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sekitar Rp 400 ribu menyusul penyesuaian kebijakan peremajaan moda transportasi dan peningkatan pelayanan ibadah haji oleh pemerintah Arab Saudi, kini giliran kebijakan perekaman biometrik menjadi syarat penerbitan visa haji.

Alhasil, seluruh CJH asal Tuban yang dijadwalkan berangkat tahun ini harus riwa-riwi ke Surabaya. Sebab, perekaman biometrik yang ditangani perusahaan asing VFS-Tasheel itu hanya membuka layanan perekaman di Kota Surabaya. Khusus untuk CJH asal Bumi Wali, perekaman biometrik dilakukan selama dua hari, yakni Senin (1/4) dan Selasa (2/4).

Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Tuban Umi Kulsum menuturkan, kendati pelayanan perekaman biomtrik tanpa dipungut biaya tambahan, namun CJH harus datang ke Surabaya untuk melakukan perekaman.

Hal inilah yang dinilai cukup merepotkan jamaah. ‘’Kalau untuk perekamannya gratis, tidak ada biaya tambahan. Tapi harus datang ke VFS-Tasheel Surabaya,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Dikatakan Umi, karena biaya transportasi untuk perekaman biometrik tidak include dengan biaya penyelenggaraan ibadah haji, jamaah harus iuran sendiri untuk menyewa kendaraan.

Diterangkan dia, jamaah (haji, Red) Tuban tahun ini kurang lebih sekitar 800 orang. Jumlah tersebut dibagi dua. Untuk rombongan pertama sudah perekaman kemarin (Senin, Red) dengan menyewa tujuh bus. Sementara  rombongan kedua Sabtu (6/4) kurang lebih sekitar sembilan bus.

Diakui ketua PC Fatayat Tuban ini, kebijakan baru dari pemerintah Arab Saudi tersebut memang sedikikt cukup merepotkan jamaah. Karena jika tahun lalu perekaman biometrik dilakukaan bersamaan dengan proses pemberangkatan di Jeddah, kini jamaah harus berangkat ke Surabaya untuk memenuhi syarat penerbitan visa. ‘’Bisa juga dikatakan dua kali kerja,’’ ujar dia.

Meski demikian, lanjut Umi, wilayah Tuban masih cukup terjangkau. Proses perekaman tidak sampai berhari-hari, seperti yang terjadi di berbagai daerah pelosok di Indonesia. ‘’Alhamdulillah Tuban masih terjangkau, dari 21 counter (VFS-Tasheel) aktif yang melayani perekaman biometrik, sehari bisa sampai 400 orang. Jadi tidak sampai berhari-hari,’’ tandasnya.

TUBAN – Calon jamaah haji (CJH) asal Indonesia hanya bisa patuh dengan aturan baru yang dibuat pemerintah Arab Saudi.

Setelah sebelumnya harus menerima kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sekitar Rp 400 ribu menyusul penyesuaian kebijakan peremajaan moda transportasi dan peningkatan pelayanan ibadah haji oleh pemerintah Arab Saudi, kini giliran kebijakan perekaman biometrik menjadi syarat penerbitan visa haji.

Alhasil, seluruh CJH asal Tuban yang dijadwalkan berangkat tahun ini harus riwa-riwi ke Surabaya. Sebab, perekaman biometrik yang ditangani perusahaan asing VFS-Tasheel itu hanya membuka layanan perekaman di Kota Surabaya. Khusus untuk CJH asal Bumi Wali, perekaman biometrik dilakukan selama dua hari, yakni Senin (1/4) dan Selasa (2/4).

Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Tuban Umi Kulsum menuturkan, kendati pelayanan perekaman biomtrik tanpa dipungut biaya tambahan, namun CJH harus datang ke Surabaya untuk melakukan perekaman.

Hal inilah yang dinilai cukup merepotkan jamaah. ‘’Kalau untuk perekamannya gratis, tidak ada biaya tambahan. Tapi harus datang ke VFS-Tasheel Surabaya,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Dikatakan Umi, karena biaya transportasi untuk perekaman biometrik tidak include dengan biaya penyelenggaraan ibadah haji, jamaah harus iuran sendiri untuk menyewa kendaraan.

Diterangkan dia, jamaah (haji, Red) Tuban tahun ini kurang lebih sekitar 800 orang. Jumlah tersebut dibagi dua. Untuk rombongan pertama sudah perekaman kemarin (Senin, Red) dengan menyewa tujuh bus. Sementara  rombongan kedua Sabtu (6/4) kurang lebih sekitar sembilan bus.

Diakui ketua PC Fatayat Tuban ini, kebijakan baru dari pemerintah Arab Saudi tersebut memang sedikikt cukup merepotkan jamaah. Karena jika tahun lalu perekaman biometrik dilakukaan bersamaan dengan proses pemberangkatan di Jeddah, kini jamaah harus berangkat ke Surabaya untuk memenuhi syarat penerbitan visa. ‘’Bisa juga dikatakan dua kali kerja,’’ ujar dia.

Meski demikian, lanjut Umi, wilayah Tuban masih cukup terjangkau. Proses perekaman tidak sampai berhari-hari, seperti yang terjadi di berbagai daerah pelosok di Indonesia. ‘’Alhamdulillah Tuban masih terjangkau, dari 21 counter (VFS-Tasheel) aktif yang melayani perekaman biometrik, sehari bisa sampai 400 orang. Jadi tidak sampai berhari-hari,’’ tandasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/