Radar Bojonegoro – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengeluarkan rilis terkait dengan potensi gerakan tanah di wilayah Jawa Timur pada September 2021. Hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur memiliki potensi gerakan tanah, termasuk Bojonegoro.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Ardhian Orianto mengatakan, berdasar rilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, ada 14 dari 28 kecamatan di Bojonegoro berpotensi ada gerakan tanah bulan ini.
Potensi risiko gerakan tanah menengah hingga menengah tinggi.Kecamatan berpotensi mengalami pergerakan tanah risiko menengah diperkirakan terjadi di Kecamatan Dander, Kalitidu, Kedungadem, Ngasem, dan Ngraho.
“Ada sembilan kecamatan berpotensi gerakan tanah menengah tinggi di antaranya Kecamatan Bubulan, Kasiman, Malo, Margomulyo, Ngambon, Sugihwaras, Tambakrejo, Temayang, dan Trucuk,” jelas Ardhian.
Menyikapi adanya potensi gerakan tanah tersebut pihaknya sebelumnya telah melakukan mitigasi daerah rawan mengalami pergerakan tanah. “Mitigasi jadi atensi. Kami mengimbau masyarakat sekitar wilayah potensi gerakan tanah bisa lebih waspada,” ujarnya.
Adapun risiko menengah berdasar rilis menerangkan, bahwa zona ini dapat terjadi gerakan tanah apabila curah hujan di atas normal, terutama daerah berbatasan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau apabila lereng mengalami gangguan. Sedangkan risiko tinggi merupakan zona terjadi gerakan tanah apabila curah hujan di atas normal.
Biasanya gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Sementara itu, kawasan Bojonegoro memang memiliki potensi gempa karena dilewati sesar di zona Kendeng di wilayah selatan dan sesar di zona Rembang wilayah utara berbatasan dengan Kabupaten Tuban dan Blora, Jawa Tengah. Ada 16 dari 28 kecamatan di Bojonegoro berpotensi terdampak bencana gempa bumi.