BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Sebanyak 86 sekolah dipastikan menerima dana alokasi khusus (DAK) tahun ini. Namun, hingga kini, DAK masih belum cair. Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro memastikan bulan ini dana dari pemerintah pusat itu mulai cair. Sekolah bakal menerima pencairan sebesar 30 persen atau Rp 5,4 miliar lebih dulu.
Setiap sekolah menerima nominal beragam. Mulai Rp 120 juta hingga Rp 833 juta. Total DAK yang akan diberikan ke Bojonegoro sebesar Rp 18,1 miliar. Belum cairnya DAK karena saat ini masih ada proses review di inspektorat. Setelah selesai, pencairan segera diajukan.
‘’Juli ini kami pastikan cair. Cairnya bertahap,’’ ungkap Sekretaris Disdik Bojonegoro Suyanto kemarin.
Suyanto menjelaskan, pencairan DAK tidak dilakukan sekaligus, tapi bertahap. Tahap pertama dilakukan 30 persen dari nilai total DAK diterima sekolah. ‘’Setelah pengerjaan tahap pertama selesai, tahap kedua bisa dicairkan,’’ ujarnya.
Pengerjaan rehabilitasi dengan alokasi DAK itu dilakukan swakelola. Sekolah melakukan sendiri proses pengadaan barang dan jasanya dengan membentuk tim pelaksana (timlak). Itu berbeda tahun lalu yang dikerjakan pihak ketiga secara kontraktual.
Meski belum cair, Suyanto optimistis sekolah bisa menyelesaikan rehabilitasi sesuai jadwal. Sekolah sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari. Sehingga, saat anggaran turun, pengerjaan segera dilakukan.  ‘’Waktunya masih cukup. Saya yakin bisa selesai tepat waktu,’’ jelasnya.
Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro Mochlasin Afan mengatakan, pembangunan secara swakalola harus menjadi perhatian serius disdik. Sebab, sebagian sekolah menerima anggaran tidak sedikit. ‘’Tentu ini harus diawasi. Apalagi dikerjakan swakelola,’’ jelasnya.
Menurut Afan, kemampuan teknis sekolah melakukan pembangunan cukup diragukan. Sebab, sekolah tidak memiliki tenaga teknis. Itu dikhawatirkan sekolah tidak mengerjakan secara tuntas. Serta, saat ini sudah memasuki semester kedua, DAK masih belum cair. Sekolah tentu harus mengebut pengerjaan. Jika tidak, pengerjaan bisa sampai tahun depan.
Afan meminta disdik agar memeriksa kesiapan sekolah melakukan pembangunan. Mulai perencanaan desain bangunan hingga kesiapan tenaga teknis. Sehingga, pengerjaan bisa sesuai jadwal. (zim/rij)