- Advertisement -
DANDER – Wacana menjadikan Dander Kota Baru (DKB) semakin menjadi perbincangan. Meski belum ada pembicaraan di tingkat elite pemkab, beberapa anak muda mulai merespons wacana tersebut. Faisal, pemuda yang sehari-harinya bekerja di Dander mengaku, wacana DKB harus sering dimunculkan. Sebab konsep itu menarik, agar tempat nongkrong anak muda tidak terpusat di kota saja.
“Jadi perlu terus disuarakan tentang Dander Kota Baru itu,” kata mahasiswa Unirogo itu selasa (1/5). Menurut dia, untuk menarik animo agar anak muda bisa memilih tempat kongko di Dander memang perlu ada sebuah tempat yang memikat. Agar bisa menjadi alternatif untuk bersaing dengan fasilitas di wilayah kota. “Harus punya nilai tawar khusus, agar tidak terus sepi,” terangnya.
Sementara itu dukungan terhadap wacana DKB datang dari wakil ketua DPRD Bojonegoro Sukur Priyanto. Menurut dia, sudah tepat jika Dander disebut sebagai kota baru. Sebab daerah tersebut sebagai kecamatan penyangga Kota Bojonegoro. Tak hanya itu, dia akan mendorong agar pemerintah daerah bisa mengonsep itu dengan baik.
Yakni, ada beberapa fasilitas umum bisa ditempatkan di Dander. Dengan begitu tidak semua tersentral di perkotaan saja. Jika semua tersentral di kota akan berdampak pada kepadatan lalu lintas juga. “Memang perlu ada pemerataan pembangunan,” kata politisi Partai Demokrat itu.
DANDER – Wacana menjadikan Dander Kota Baru (DKB) semakin menjadi perbincangan. Meski belum ada pembicaraan di tingkat elite pemkab, beberapa anak muda mulai merespons wacana tersebut. Faisal, pemuda yang sehari-harinya bekerja di Dander mengaku, wacana DKB harus sering dimunculkan. Sebab konsep itu menarik, agar tempat nongkrong anak muda tidak terpusat di kota saja.
“Jadi perlu terus disuarakan tentang Dander Kota Baru itu,” kata mahasiswa Unirogo itu selasa (1/5). Menurut dia, untuk menarik animo agar anak muda bisa memilih tempat kongko di Dander memang perlu ada sebuah tempat yang memikat. Agar bisa menjadi alternatif untuk bersaing dengan fasilitas di wilayah kota. “Harus punya nilai tawar khusus, agar tidak terus sepi,” terangnya.
Sementara itu dukungan terhadap wacana DKB datang dari wakil ketua DPRD Bojonegoro Sukur Priyanto. Menurut dia, sudah tepat jika Dander disebut sebagai kota baru. Sebab daerah tersebut sebagai kecamatan penyangga Kota Bojonegoro. Tak hanya itu, dia akan mendorong agar pemerintah daerah bisa mengonsep itu dengan baik.
Yakni, ada beberapa fasilitas umum bisa ditempatkan di Dander. Dengan begitu tidak semua tersentral di perkotaan saja. Jika semua tersentral di kota akan berdampak pada kepadatan lalu lintas juga. “Memang perlu ada pemerataan pembangunan,” kata politisi Partai Demokrat itu.