- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Empat atlet panjat tebing Lamongan berhasil membawa pulang enam medali dalam ajang Sirkuit Panjat Tebing se-Jawa Timur 2019 di Pamekasan pada 27 Oktober lalu. Enam medali itu, yakni satu medali perak di kategori Speed Classic Youth E Putri serta lima medali perunggu di kategori Speed Classic Youth E Putri, Speed Classic Junior Putri, Lead Youth E Putri, Lead Youth D Putra, dan Lead Junior Putri.
’’Capaian yang diraih para atlet kategori youth dan kids ini melebihi ekspektasi para pelatih. Sebab mereka tergolong atlet baru dan masih memasuki fase awal pembinaan,’’ kata Pelatih Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Lamongan Faris Fanani kemarin (31/10).
Dia menilai, para atlet binaannya masih membutuhkan jam terbang melalui latihan intensif maupun berbagai event pertandingan. Sebab mereka rerata masih duduk di bangku SD dan SMP.
’’Tinggal menambah jam terbang. Soalnya kemarin anak-anak masih ada yang grogi saat bertanding,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan.
Meskipun berhasil mendapat medali, Faris belum berani menyebut keunggulan masing-masing atlet. Sebab level pembinaan dan progres-nya bersifat jangka panjang. Namun, yang perlu segera dibenahi dari mereka adalah strength dan mental bertanding. ’’Dalam program latihan yang ditujukan untuk atlet berumur 7 sampai 11 tahun tidak bisa dipaksakan untuk latihan fisik terlalu keras. Nantinya akan berdampak pada psikologis dan perkembangan otot pemanjat. Sedangkan, usia 25 tahun ke atas tidak bisa berkembang lagi,’’ pungkasnya.
LAMONGAN, Radar Lamongan – Empat atlet panjat tebing Lamongan berhasil membawa pulang enam medali dalam ajang Sirkuit Panjat Tebing se-Jawa Timur 2019 di Pamekasan pada 27 Oktober lalu. Enam medali itu, yakni satu medali perak di kategori Speed Classic Youth E Putri serta lima medali perunggu di kategori Speed Classic Youth E Putri, Speed Classic Junior Putri, Lead Youth E Putri, Lead Youth D Putra, dan Lead Junior Putri.
’’Capaian yang diraih para atlet kategori youth dan kids ini melebihi ekspektasi para pelatih. Sebab mereka tergolong atlet baru dan masih memasuki fase awal pembinaan,’’ kata Pelatih Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Lamongan Faris Fanani kemarin (31/10).
Dia menilai, para atlet binaannya masih membutuhkan jam terbang melalui latihan intensif maupun berbagai event pertandingan. Sebab mereka rerata masih duduk di bangku SD dan SMP.
’’Tinggal menambah jam terbang. Soalnya kemarin anak-anak masih ada yang grogi saat bertanding,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan.
Meskipun berhasil mendapat medali, Faris belum berani menyebut keunggulan masing-masing atlet. Sebab level pembinaan dan progres-nya bersifat jangka panjang. Namun, yang perlu segera dibenahi dari mereka adalah strength dan mental bertanding. ’’Dalam program latihan yang ditujukan untuk atlet berumur 7 sampai 11 tahun tidak bisa dipaksakan untuk latihan fisik terlalu keras. Nantinya akan berdampak pada psikologis dan perkembangan otot pemanjat. Sedangkan, usia 25 tahun ke atas tidak bisa berkembang lagi,’’ pungkasnya.