KEDUNGPRING – Dua kasus gantung diri terjadi di Lamongan dalam satu hari. Kasus tersebut masing-masing dilakukan M Muchtar, 67, asal Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring, yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di tempat jemuran padi miliknya.
Dan Kamsuri, 62, asal Desa/ Kecamatan Solokuro, gantung diri di dalam rumahnya. ‘’Kedua korban gantung diri karena tekanan batin akibat masalah utang dan satunya karena penyakit tak kunjung sembuh,’’ kata Kasubag Humas Polres Lamongan, AKP Harmuji selasa (31/7).
Dia mengungkapkan, Muchtar asal Kedungpring yang mengakhiri hidupnya karena mempunya utang untuk usaha hingga Ratusan Juta Rupiah. Namun tidak mampu mengembalikan, sedangkan usaha penggilingan padi miliknya tak begitu ramai.
‘’Dia ditemukan gantung diri di jemuran padi samping rumahnya mengunakan tali karet teaming bell,’’ ungkapnya. Menurut dia, sebelum melakukan gantung diri, dia memanjat tangga bambu tak jauh dari lokasi untuk memasang tali yang diikatkan ke leher.
Kejadian tersebut sempat diketahui seorang tetangganya dan memanggil istrinya di dalam tempat penggilangan padi. Namun terlambat. Ketika didekati ternyata sudah gantung diri. ‘’Spontan istrinya berteriak dan meminta bantuan warga sekitar untuk melakukan evakuasi suaminya,’’ beber dia.
Sedangkan kasus gantung diri di Solokuro, ungkap dia, disebabkan depresi karena penyakit Diabetesnya tak kunjung sembuh. Selain itu korban juga hidup sebatangkara, tak memiliki keluarga. ‘’Korban mengalami sakit diabetes kurang lebih empat tahun lamanya dan tak kunjung sembuh,’’ ujarnya.
Menurut dia, korban diketahui gantung diri, setelah seorang tetangganya mengirim makan siang. Saat itu diketahui korban sudah meninggal dengan posisi leher terikat dengan tali berwarna biru. ‘’Kemungkinan besar korban nekat gantung diri karena sakit sangat lama dan tidak ada orang yang bisa diajak mengatasi mengatasi masalahnya itu,’’ tukasnya