BOJONEGORO – Fatkhul Qorib duduk dengan tenang di ruang tamu sekolahnya. Tubuhnya tegap dan gempal. Terlihat bahwa dia kerap berolahraga. ”Setiap hari saya latihan,” ungkapnya saat ditemui selasa (31/7).
Fatkhul adalah siswa karateka berprestasi. Terakhir dia berhasil menjadi juara 3 O2SN Jatim. Sebelumnya, dia juga sempat berlaga di tingkat nasional. Sayangnya, dia harus kalah lebih dulu sebelum mencapai final. ”Tingkat nasional saya hanya sampai 8 besar,” ungkap dia.
Ikut kejuaraan karate sudah sering diikuti oleh Fatkhul Qorib. Bahkan, dia sudah sering mengikuti kejuaraan sejak masih duduk dibangku SMP. Dari sekian banyak kejuaraan dia ikuti, baru enam kali dia menyabet juara. Namun, itu tidak membuatnya menyerah. Justru dia semakin tertantang menjadi juara. ”Juara tingkat nasional yang saat ini belum saya capai. Itu target saya selanjutnya,” ungkap dia.
Siswa SMKN 4 Bojonegoro itu menuturkan, dia mulai ikut karate sejak kelas 1 SMP. Saat itu, dia awalnya ingin ikut seni bela diri pencak silat. Namun, orang tuanya mengarahkan ikut karate saja. Sejak saat itu lebih mulai berlatih karate. ”Awalnya saya tidak tertarik. Namun, saya tekuni terus,” jelasnya.
Dia semakin menyukai karate setelah dia mengikuti kejuaraan. Kala itu, masih kejuaraan tingkat kabupaten. Namun, dia berhasil menang. Dari situ, dia semakin menyukai seni bela diri karate. “Sejak berprestasi, saya fokus pada karate,“ ujar dia.
Fatkhul menuturkan, dia ikut karate selain ingin belajar bela diri juga berolahraga. Dengan berolahraga dia menjadi semakin sehat. “Banyak manfaatnya saya ikut karate,“ ungkap dia.
Meskipun sudah pernah menjadi juara karate tingkat provinsi, namun Fatkhul tetap menjadi anak yang ramah. Sebab, karate bukanlah ilmu untuk dipamerkan atau menjadi jagoan. Namun, karate hanya untuk olahraga dan bela diri saja. “Lebih banyak olahraga sih,“ jelasnya.
Selain rajin berlatih, Fatkhul memiliki tips khusus supaya tubuh fit saat kejuaraan. Yaitu, dengan mengonsumsi pisang dan minum susu. Itu dilakukan selama seminggu sebelum kejuaraan berlangsung. “Tapi hanya pas sarapan saja. Kalau makan siang sudah nasi,“ jelasnya.
Karate adalah seni bela diri dari Jepang. Seni bela diri ini lebih banyak mengandalkan kecepatan. Sehingga, pertandingan karate tidak lama. Namun, hanya beberapa menit saja. Antara 2 sampai 3 menit sudah selesai. ”Sistemnya poin. Tapi juga ada sistem KO,” jelasnya.
Menurut siswa asli Kedungbondo, Kecamatan Balen itu, seni bela diri karate saat ini mulai banyak di Bojonegoro. Hingga saat ini jumlah karateka di Bojonegoro mencapai 300 orang. ”Kalau dibanding pencak silat ya jauh,” ujarnya.
Fatkhul menambahkan, menjadi atlet karate paling utama adalah menjadi juara. Semakin sering menjadi juara, maka akan semakin bangga. ”Itu yang ingin saya capai,” jelasnya.
Fatkhul juga banyak menjelaskan pada teman-temannya di sekolah bahwa menjadi jagoan itu tidak penting. Namun, paling penting adalah berprestasi.