BISNIS – Konsumen tongkat komando produksi perajin asal Blora, semakin meluas. Pelaku usaha semakin optimistis bisnis ini akan membaik. Konsumen tak hanya dari Blora. Sebaliknya, justru pemesan banyak dari luar kota. Edi Eka Tantra salah satu pelaku usaha mengatakan, minimnya pemesanan asal Blora karena yang membutuhkan tongkat komando minim.
Hanya, Kapolres Blora, Dandim Blora dan Danyon. “Dan mereka semua juga sudah memesan,” katanya.Sehingga, untuk pemesannya sendiri lebih banyak dari luar kota. Segmentasi konsumen hingga menembus luar pulau.
Seperti Kalimantan, Papua, Aceh, Nias, serta beberapa kota/kabupaten di pulau Jawa. Kebanyakan pemesannya dari TNI dan Polri. “Ada dari sipil tapi itu hanya untuk koleksi saja,” ungkapnya.
Jenis kayu yang diminta, menurut Edi, cukup beragam. Ada kayu stigi, kayu dewondaru, kalimosodo, nagasari, cendono, dan gembol jati. Namun, pemesan terbanyak meminta bahan baku gembol jati.
Justru dengan kayu jati asal Blora, memiliki daya tarik terhadap konsumen. Sebab, Blora ternama dengan pohon jati. Namun, pelaku usaha biasanya juga mengeluhkan kelangkaan bahan baku.
Seperti pasokan kayu nagasari cukup sulit mendapatkannya. Padahal, kayu tersebut dipercaya bisa menangkal petir.Selain kelangkaan kayu, Edi juga menghitung dari tingkat kesulitan.
Seperti kayu yang diukir itu semakin sulit, tentu harga jualnya semakin mahal. Meski begitu, pelaku usaha terus mengembangkan usahanya.
Kini Edi tak hanya memproduksi tongkat komando. Tapi, mengembangkan usaha dengan membuat papan nama. Dan, kini permintaan juga bertambah.