BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Masih berseragam pegawai negeri sipil (PNS), Edi Santoso dan Reny Agustina terpaksa mengenakan rompi merah. Berjalan gontai dikawal petugas Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro kemarin (21/2). Dua PNS bertugas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Bojonegoro, ini dijebloskan tahanan.
Keduanya ditetapkan tersangka dugaan korupsi bantuan operasional sekolah (BOS) 2020-2021. Edi Santoso, guru juga menjabat bendahara BOS SMPN 6. Sedangkan, Reny Agustina, staf tata usaha (TU) sekaligus operator BOS SMPN 6. Kini keduanya ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bojonegoro selama 20 hari ke depan.
Kepala Kejari Badrut Tamam mengatakan, kedua tersangka melakukan dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) itu bersama-sama dengan eks Kepala SMPN 6 almarhum Lasiran. ‘’Penyidik menemukan adanya penyimpangan pengelolaan dana BOS 2020 saat almarhum masih menjabat. Kemudian 2021 masih dilakukan saat kepala sekolahnya Sarwo Edi,” tuturnya.
BT, sapaan akrabnya, menjelaskan anggaran BOS SMPN 6 2020-2021 sebesar Rp 1,4 miliar. Sedangkan, berdasar lembar hasil pemeriksaan (LHP) perhitungan kerugian negara (PKN) inspektorat, nilai kerugian negara Rp 695 juta. ‘’Diduga dana BOS itu dikelola tidak sesuai peruntukkannya dan ada dugaan mark-up SPj (surat pertanggungjawaban) dana BOS,” ujarnya.
Seharusnya, dana BOS digunakan operasional sekolah serta memberi honor guru honorer atau non-PNS. Namun, temuannya dana BOS digunakan honor insentif kepada guru PNS. ‘’Saat proses penyidikan ada pengembalian kerugian negara dari para guru maupun tersangka serta istri almarhum senilai total Rp 335 juta,” imbuhnya.
BT mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain. Namun jaksa penyidik masih pendalaman. ‘’Tergantung adanya bukti-bukti bisa memenuhi syarat penetapan tersangka lain,” tambahnya.
Nursamsi penasihat Hukum (PH) tersangka masih perlu menggali keterangan Edi Santoso dan Reny Agustina. Sebab, Nursamsi PH ditunjuk kejari, karena kedua tersangka selama pemeriksaan belum didampingi penasihat hukum. ‘’Tadi (kemarin, Red) mereka masih tertutup, jadi saya belum bisa menggali secara detail,” jelasnya. (bgs/rij)