BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Ramainya kasus investasi bodong yang merugikan ratusan korban menjadi sorotan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bojonegoro. Diperlukan literasi investasi. Dan masyarakat jangan mudah tergiur iming-iming keuntungan dari arisan dan investasi online.
Sebaliknya, MUI meminta masyarakat kroscek akad atau kejelasan dalam investasi. Sebab, investasi dengan iming-iming rentan dengan ketidakjelasan berujung praktik penipuan. Kecaman ini setelah praktik investasi bodong menimpa ratusan warga Bojonegoro. Pelaku Egga Ayu (EA) kabur.
Ketua MUI Bojonegoro KH Alamul Huda mengatakan, investasi bersifat online rentan praktik penipuan, akibat tidak adanya kejelasan. “Kami sudah menyampaikan sikap jika itu (investasi online) tidak boleh,” katanya kemarin (1/4).
Gus Huda sapaan akrabnya meminta masyarakat menghindari investasi yang tidak jelas. Selain itu berhati-hati dengan iklan atau promosi tentang investasi online dengan iming-iming besar. Karena kebanyakan berakhir dengan kebohongan.
“Tidak tahu pemiliknya (arisan dan investasi),” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Rosyid itu juga menyoroti berkembangnya prostitusi online yang marak. Terdapat banyak penawaran prostitusi melalui media sosial. “Kami akan berdiskusi dengan kepolisian,” jelasnya.
Gus Huda mengaku prostitusi online ini perlu mendapat perhatian karena menjadi penyakit masyarakat. Terlebih untuk mengakses mudah. Sehingga harus dilakukan penanganan.
Kapolres Bojonegoro AKBP Muhammad mengatakan, penyelidikan arisan dan investasi dengan pelaku Egga Ayu masih proses penyelidikan. Sebab, perlu pendalaman, terlebih menyangkut ekonomi.
Pendalaman ini, menurut Kapolres, terkait jumlah korban, termasuk total kerugian. Nantinya, dilanjutkan pihak-pihak siapa yang menjadi tersangka. (irv/rij)