BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Sulitnya mendapat minyak goreng ternyata menjadi kesempatan oknum pelaku penipuan beraksi. Kemarin (8/3) Fat, nama inisial pedagang tahu asal Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan Bojonegoro Kota, tertipu orang menjual minyak goreng curah dengan harga di bawah standar.
Korban berjualan tahu di Pasar Agrobis Babat, Lamongan, itu tertipu hingga Rp 1,7 juta. Lima jeriken yang dia dibawa pulang, isinya bukan minyak goreng (migor). Saat dibuka, ternyata berisi air. Aksi penipuan ini semakin menambah duka produsen tahu. Berharap tidak ada lagi korban berjatuhan aksi penipuan ini.
‘’Pelakunya menawari minyak goreng saat berjualan,’’ ujar korban kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro melalui sambungan telepon kemarin sore.
Korban setiap hari berjualan tahu di Pasar Agrobis Babat. Berangkat sekitar pukul 00.00. Dan pulang sekitar pukul 09.00. Nah, kemarin saat berjualan terdapat pelaku menawari korban minyak goreng curah. Saat itu, pelaku memberikan contoh kepada korban dengan menuangkan minyak goreng asli.
Korban pun percaya, selanjutnya transaksi terjadi. Korban membeli minyak goreng hingga Rp 1,7 juta. Korban mendapat lima jeriken. Agar tidak terendus, pelaku menyegel masing-masing jeriken dengan ukuran 30 liter tersebut. Selanjutnya jeriken diangkat naik pikap untuk dibawa pulang ke Bojonegoro. Sesampai di rumah saat dibuka hendak digunakan produksi ternyata isinya air.
Rencananya, hari ini korban akan membawa sampel minyak goreng tersebut dan melaporkan ke Polsek Babat. ‘’Transaksinya dan memberikan uangnya yang di Babat. Nomor HP pelaku juga sudah tidak aktif,’’ tutur korban
Sumarsono pengurus Paguyuban Produsen Tahu Ledok Kulon mengaku belum tahu ada produsen tahu tertipu beli minyak goreng berisi air. Pihaknya menilai memang kondisi sekarang rentan dan perlu lebih waspada ketika beli minyak goreng bukan di agen distributor.
Sementara itu, ketersediaan stok minyak goreng di pasaran masih terbatas. Sehingga Paguyuban Produsen Tahu Ledok Kulon kini mengandalkan pasokan operasi pasar dari Pemkab Bojonegoro.
Ketua Paguyuban Produsen Tahu Ledok Kulon Pranyoto menyampaikan, bahwa para produsen tahu masih kerap kesulitan mendapat minyak goreng. Pihaknya berharap masalah ketersediaan stok bisa segera teratasi. Agar produksi tahu bisa kembali berjalan lancar.
Pranyoto juga mengklarifikasi kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro terkait berita sebelumnya perihal pasokan 100 dus minyak goreng kemasan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Bojonegoro.
“Mohon maaf saya klarifikasi, harga minyak goreng kemasan dari dinperinaker itu Rp 13.500 per liter, bukan Rp 14 ribu per kilogram sesuai Permendag Nomor 6 Tahun 2022,” beber Pranyoto.
Kebutuhan minyak goreng bagi produsen tahu sangat penting. Karena ketika tidak punya minyak goreng, produsen tahu tidak akan memproduksi tahu mentahnya. Sebab, tahu mentahnya hanya bisa bertahan satu hari. Adapun kebutuhan rata-rata minyak goreng masing-masing produsen tahu sekitar 20 liter.
“Apabila diasumsikan ada 248 produsen tahu ledok, jadi setiap hari setidaknya butuh minyak goreng 4.960 liter per hari,” jelasnya. (bgs/rij)