26 C
Bojonegoro
Sunday, May 28, 2023

Diprediksi Pengaruh Cuaca, Stok Berkurang

Harga Telur dan Cabai Melambung di Bojonegoro

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Usai Lebaran justru harga komoditas telur ayam dan cabai melambung. Harga telur mencapai Rp 27.000 per kilogram. Sedangkan, harga cabai rawit tembus Rp 63.000 per kilogram, cabai biasa Rp 53.000, dan cabai keriting Rp 55.000.

 

Ambarwati salah satu pedagang Pasar Bojonegoro Kota mengatakan, bahwa harga telur mulai naik saat Lebaran sekitar Rp 25.000 per kilogram. Lalu, pertengahan Mei turun menjadi Rp 24.000 per kilogram. Akhir Mei naik lagi menjadi sekitar Rp 27.000 hingga Rp 28.000.

 

Berbeda dengan harga cabai justru stabil ketika momen Lebaran. Namun, mulai naik secara bertahap mulai pertengahan Mei. Kemungkinan karena kondisi cuaca kurang bersahabat. Sehingga panen cabai tidak bisa optimal. “Selain harganya mahal, kualitas cabainya tidak bisa bagus. Jadi harus pintar milihnya,” tuturnya.

- Advertisement -

 

Hal senada dikatakan Joko, bahwa tingginya harga telur ayam bertahan cukup lama. Padahal, harga normal telur ayam biasanya Rp 21.000 per kilogram. Disinggung perihal penyebab naiknya harga telur ayam, Joko tidak bisa memastikannya. “Karena harga dari pemasok telur asal Blitar sudah tinggi. Kemungkinan stoknya memang terbatas, jadi harganya naik,” ucapnya.

 

Sementara itu, salah satu peternak ayam petelur asal Desa Simbatan, Kecamatan Kanor Imron mengatakan, bahwa pasokan telur ayam dari Blitar benar-benar terbatas. Sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Akibatnya, harga telur ayam melambung. “Kabarnya pasokan telur ayam dari Blitar itu berkurang banyak, jadi kewalahan memenuhi permintaan dari berbagai daerah,” tuturnya.

 

Saat ini, harga telur dari peternak Rp 25.500 per kilogram. Menurutnya, harga tersebut tergolong kemahalan. Dampaknya tentu permintaan pasar tidak bisa banyak. “Kalau harga normal dari peternak yang cukup itu di kisaran Rp 22.500 atau Rp 23.000 per kilogram. Sehingga permintaan pasar bisa stabil,” ujarnya.

 

Selain itu, harga pakan ayam masih tinggi. Adapun Imron bersama empat peternak lainnya setidaknya bisa menjual satu kuintal per hari. “Penjualan satu kuintal per hari itu satu kelompok peternak ayam petelur. Karena memang Blitar kewalahan,” pungkasnya. (bgs/rij)

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Usai Lebaran justru harga komoditas telur ayam dan cabai melambung. Harga telur mencapai Rp 27.000 per kilogram. Sedangkan, harga cabai rawit tembus Rp 63.000 per kilogram, cabai biasa Rp 53.000, dan cabai keriting Rp 55.000.

 

Ambarwati salah satu pedagang Pasar Bojonegoro Kota mengatakan, bahwa harga telur mulai naik saat Lebaran sekitar Rp 25.000 per kilogram. Lalu, pertengahan Mei turun menjadi Rp 24.000 per kilogram. Akhir Mei naik lagi menjadi sekitar Rp 27.000 hingga Rp 28.000.

 

Berbeda dengan harga cabai justru stabil ketika momen Lebaran. Namun, mulai naik secara bertahap mulai pertengahan Mei. Kemungkinan karena kondisi cuaca kurang bersahabat. Sehingga panen cabai tidak bisa optimal. “Selain harganya mahal, kualitas cabainya tidak bisa bagus. Jadi harus pintar milihnya,” tuturnya.

- Advertisement -

 

Hal senada dikatakan Joko, bahwa tingginya harga telur ayam bertahan cukup lama. Padahal, harga normal telur ayam biasanya Rp 21.000 per kilogram. Disinggung perihal penyebab naiknya harga telur ayam, Joko tidak bisa memastikannya. “Karena harga dari pemasok telur asal Blitar sudah tinggi. Kemungkinan stoknya memang terbatas, jadi harganya naik,” ucapnya.

 

Sementara itu, salah satu peternak ayam petelur asal Desa Simbatan, Kecamatan Kanor Imron mengatakan, bahwa pasokan telur ayam dari Blitar benar-benar terbatas. Sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Akibatnya, harga telur ayam melambung. “Kabarnya pasokan telur ayam dari Blitar itu berkurang banyak, jadi kewalahan memenuhi permintaan dari berbagai daerah,” tuturnya.

 

Saat ini, harga telur dari peternak Rp 25.500 per kilogram. Menurutnya, harga tersebut tergolong kemahalan. Dampaknya tentu permintaan pasar tidak bisa banyak. “Kalau harga normal dari peternak yang cukup itu di kisaran Rp 22.500 atau Rp 23.000 per kilogram. Sehingga permintaan pasar bisa stabil,” ujarnya.

 

Selain itu, harga pakan ayam masih tinggi. Adapun Imron bersama empat peternak lainnya setidaknya bisa menjual satu kuintal per hari. “Penjualan satu kuintal per hari itu satu kelompok peternak ayam petelur. Karena memang Blitar kewalahan,” pungkasnya. (bgs/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/