- Advertisement -
BERASAL dari keluarga ekonomi pas-pasan tidak memadamkan semangat Anis Hidayah mencapai impian. Komisoner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut terus belajar hingga berhasil menyelesaikan studi S-2 hukum internasional Universitas Gajah Mada (UGM).
Perempuan asal Kecamatan Kedungadem tersebut, juga menyempatkan menulis buku. Sejak 2014, telah menerbitkan delapan buku. Sosok peraih penghargaan Perempuan Perubahan 2019-2020 tersebut rerata menulis buku motivasi dan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Perempuan peraih Human Rights Watch New York 2011 tersebut kerap menjalankan tugas negara dan menjadi dosen tamu berbagai kampus di Indonesia dan luar negeri. Keluarga yang suportif menjadi pendukung utama bagi kesuksesan sosok peraih Lima Aktivis HAM Perempuan Berpengaruh di Indonesia 2019 tersebut.
- Advertisement -
‘’Dari dulu selalu dididik untuk terus maju, berjuang, dan bermanfaat,’’ katanya. (ewi/rij)
BERASAL dari keluarga ekonomi pas-pasan tidak memadamkan semangat Anis Hidayah mencapai impian. Komisoner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut terus belajar hingga berhasil menyelesaikan studi S-2 hukum internasional Universitas Gajah Mada (UGM).
Perempuan asal Kecamatan Kedungadem tersebut, juga menyempatkan menulis buku. Sejak 2014, telah menerbitkan delapan buku. Sosok peraih penghargaan Perempuan Perubahan 2019-2020 tersebut rerata menulis buku motivasi dan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Perempuan peraih Human Rights Watch New York 2011 tersebut kerap menjalankan tugas negara dan menjadi dosen tamu berbagai kampus di Indonesia dan luar negeri. Keluarga yang suportif menjadi pendukung utama bagi kesuksesan sosok peraih Lima Aktivis HAM Perempuan Berpengaruh di Indonesia 2019 tersebut.
- Advertisement -
‘’Dari dulu selalu dididik untuk terus maju, berjuang, dan bermanfaat,’’ katanya. (ewi/rij)