LAMONGAN, Radar Lamongan – Pengadaan mobil sehat dipastikan tuntas tahun ini. Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, dr. Taufik Hidayat menjelaskan, saat ini masih proses realisasi sisa 10 desa yang belum mendapatkan mobil sehat. Diupayakan penyalurannya tuntas pertengahan tahun nanti.
‘’Seharusnya bisa tuntas lebih cepat, tapi selama pandemi pengadaannya tidak bisa maksimal,’’ tutur Taufik kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (27/3).
Seperti diketahui, program mobil sehat ini seharusnya tuntas tahun lalu. Namun, realisasinya mundur akibat pandemi Covid-19. Taufik mengatakan, pengadaan selama pandemi lalu masih ada, tapi jumlahnya tidak banyak.
Biasanya setiap tahun minimal 60 unit, yang belum termasuk tambahan saat perubahan anggaran keuangan (PAK). Namun selama pandemi, pengadaan tidak bisa maksimal. Bahkan tahun lalu hanya 20 unit dan tambahan dari PAK hanya 12 unit.
‘’Seharusnya tahun lalu bisa tuntas, karena kekurangannya 42 unit, tapi mundur dan baru tuntas tahun ini,” ucap Taufik.
Taufik menuturkan, pengadaan mobil sehat diutamakan untuk wilayah perbatasan. Karena mobil ini berfungsi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan rujukan ke puskesmas maupun rumah sakit.
Namun, nantinya seluruh desa akan menerima. Tujuannya agar memudahkan masyarakat yang ingin memeroleh rujukan. Apalagi bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi.
Mobil sehat ini dilengkapi dengan blangkar dan tabung oksigen. Sehingga nantinya bisa dilakukan pendampingan oleh petugas kesehatan desa dalam proses rujukan. ‘’Kita berharap desa memanfaatkan mobil sehat dengan sebaik mungkin, agar selama perjalanan masyarakat juga mendapatkan penanganan yang baik,” imbuhnya.
Menurut Taufik, pemeliharaan mobil sehat sepenuhnya menjadi tanggung jawab desa. Sehingga, harapannya bisa dirawat dengan baik, agar masyarakat yang membutuhkan layanan rujukan dapat terbantu. Sebab, program pemerintah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang rentan.
‘’Kita juga ada program kunjungan atau home care service bagi mereka yang rentan dan berisiko,” terangnya. (rka/ind)