LAMONGAN, Radar Lamongan – Pengerjaan evaluasi diri dan elektronik rencana kerja anggaran (RKA) madrasah masih menjadi kendala masih sebagian lembaga. Padahal, dua hal itu menjadi salah satu syarat untuk pengajuan bantuan operasional sekolah (BOS) madrasah di tahap pertama.
Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Lamongan, Banjir Sidomulyo, mengatakan, karena kesulitan dalam pengerjaan itu, terkadang evaluasi diri dan RKA tahun lalu diupload lagi. Sehingga, tidak sesuai kondisi saat ini. ‘’Dijumpai juga trobel sistem, internet, dan servernya sedang maintenance,’’ ucapnya.
Menurut dia, pengisian di server untuk pengajuan tahap satu kelompok dua hari ini (28/2) terakhir. Namun, biasanya ada toleransi. ‘’Kadang dibuka kembali,’’ katanya.
Untuk kelompok satu, ada sebelas lembaga yang melakukan pencairan. Saat ini, 460 madrasah mengantre pencairan. ‘’Semua sedang berproses, aplikasi masih berjalan,’’ imbuhnya.
Banjir menuturkan, anggaran BOS dari pusat. Di Kemenag Lamongan, ada 544 MI, 188 MTs, dan 87 MA. Jatah BOS, Rp 1,03 juta per siswa MI, Rp 1,28 juta per siswa MTs, dan Rp 1,7 juta per siswa MA per tahun. ‘’Pencairan dibuat dua tahap,’’ ujarnya.
Kepala MI Khozainul Ulum, Khamim, mengatakan, permasalahan yang dirasakan operator, kesulitan penginputan dalam sistem pendataan pendidikan (emis).
‘’Sistemnya bagus, yang penting kita punya tenaga operator profesional, jadi pelaporan enak,’’ ujarnya.
Operator BOS MTs Emas Mantup, Tita, menuturkan, kendala yang dialami, berkas sudah diverifikasi, tapi belum bisa dicetak. Dia mengaku sudah mengisi form terkait kendala dan menginformasikan ke Kemenag Lamongan. Hingga kemarin, belum terbenahi.
‘’Sebenarnya lewat portal sudah jelas, mungkin kapan terakhirnya masih bingung, dan bimteknya masih belum menyeluruh terkait laporan dan upload BOS,’’ ujarnya. (sip/yan)