31.2 C
Bojonegoro
Wednesday, June 7, 2023

Terdampak Banjir, Kualitas Padi Turun

Harga Anjlok Hingga Rp 1.000 Per Kg

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Curah hujan yang tinggi beberapa minggu terakhir, berdampak pada pertanian di sejumlah wilayah di Kota Soto terendam air. Imbasnya kualitas padi menyusut, yang membuat harga di sejumlah wilayah turun hingga Rp 1.000 per kilogram (kg).

 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan Sukriyah menjelaskan, petani yang bisa panen lebih awal, harganya masih normal yakni antara Rp 5 ribu hingga Rp 5.300 per kg. Namun, lanjut dia, untuk yang sawahnya sudah terendam banjir, secara kualitas mengalami penurunan. Sehingga, harganya juga menyesuaikan.

 

‘’Turunnya menyesuaikan kualitas padi, tapi kita sudah siapkan bantuan untuk benih tahun depan,” tutur Sukriyah kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (25/11).

- Advertisement -

 

Menurut dia, kualitas gabah sangat mempengaruhi harga. Ketika kadar airnya tinggi, maka otomatis kualitasnya turun. Sukriyah mengaku jika penurunan harga tidak semua. Hanya beberapa yang memang kualitasnya rendah dan biasanya tidak bisa panen combie. ‘’Media panen ini juga mempengaruhi harga,” ucapnya.

 

Sukriyah mengatakan, pola tanam dan panen di wilayah Lamongan ini tidak bersamaan. Misalnya di wilayah selatan, biasanya dua kali padi dan satu palawija. Kemudian wilayah tengah, dua kali ikan dan satu kali padi. Sedangkan di wilayah utara masih proses akan tanam.

 

Dia menilai, Lamongan menjadi penyumbang produksi terbesar padi di Jawa Timur, karena pola tanamnya berkelanjutan tersebut. Menurut dia, untuk harga gabah kering giling (GKG) di Lamongan bisa tembus Rp 6 ribu per kg. Sehingga, laporan tim di lapangan, ada beberapa petani yang menyiasati padinya dibawa ke pengeringan, guna mendongkrak harga jualnya.

 

‘’Ada petani yang sawahnya kebanjiran, tapi dijemur dulu, dryer sehingga harganya tidak terlalu anjlok,” ujarnya. (rka/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Curah hujan yang tinggi beberapa minggu terakhir, berdampak pada pertanian di sejumlah wilayah di Kota Soto terendam air. Imbasnya kualitas padi menyusut, yang membuat harga di sejumlah wilayah turun hingga Rp 1.000 per kilogram (kg).

 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan Sukriyah menjelaskan, petani yang bisa panen lebih awal, harganya masih normal yakni antara Rp 5 ribu hingga Rp 5.300 per kg. Namun, lanjut dia, untuk yang sawahnya sudah terendam banjir, secara kualitas mengalami penurunan. Sehingga, harganya juga menyesuaikan.

 

‘’Turunnya menyesuaikan kualitas padi, tapi kita sudah siapkan bantuan untuk benih tahun depan,” tutur Sukriyah kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (25/11).

- Advertisement -

 

Menurut dia, kualitas gabah sangat mempengaruhi harga. Ketika kadar airnya tinggi, maka otomatis kualitasnya turun. Sukriyah mengaku jika penurunan harga tidak semua. Hanya beberapa yang memang kualitasnya rendah dan biasanya tidak bisa panen combie. ‘’Media panen ini juga mempengaruhi harga,” ucapnya.

 

Sukriyah mengatakan, pola tanam dan panen di wilayah Lamongan ini tidak bersamaan. Misalnya di wilayah selatan, biasanya dua kali padi dan satu palawija. Kemudian wilayah tengah, dua kali ikan dan satu kali padi. Sedangkan di wilayah utara masih proses akan tanam.

 

Dia menilai, Lamongan menjadi penyumbang produksi terbesar padi di Jawa Timur, karena pola tanamnya berkelanjutan tersebut. Menurut dia, untuk harga gabah kering giling (GKG) di Lamongan bisa tembus Rp 6 ribu per kg. Sehingga, laporan tim di lapangan, ada beberapa petani yang menyiasati padinya dibawa ke pengeringan, guna mendongkrak harga jualnya.

 

‘’Ada petani yang sawahnya kebanjiran, tapi dijemur dulu, dryer sehingga harganya tidak terlalu anjlok,” ujarnya. (rka/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/