LAMONGAN, Radar Lamongan – Kasus Covid-19 di Kota Soto terus mengalami tren peningkatan. Fasilitas isolasi dan layanan Covid-19 RSUD dr Soegiri Lamongan kembali menerima banyak pasien.
Imbasnya pada limbah medis penanganan Covid-19, yang jumlahnya cukup tinggi tiap harinya. Seperti hazmat, masker, sarung tangan, hingga stik bekas tes swab antigen maupun PCR.
Salah satu RS rujukan Covid-19 di Kabupaten Lamongan yakni RSUD dr Soegiri Lamongan mencatat, limbah medis penanganan Covid-19 di sana jumlahnya mencapai 100 kilogram (kg) atau satu kuintal per hari.
‘’Jika ditotal dengan limbah medis lainnya, di RS ini sebanyak 250 kg,’’ beber Kepala Sub Bagian Hukum, Organisasi, dan Pemasaran RSUD dr. Soegiri Lamongan, Tadi, kemarin (23/2).
Dia menuturkan, sampah-sampah medis itu tidak langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Melainkan dilakukan proses pembakaran menggunakan mesin incinerator. Karena limbah medis penanganan Covid-19 termasuk dalam kategori limbah infeksius. Kapasitas maksimal mesin incinerator di RSUD dr Soegiri Lamongan sekitar 300 kg.
‘’Jadi sampai hari ini, limbah yang kita hasilkan masih bisa dikelola secara mandiri. Belum membutuhkan bantuan pihak ketiga,’’ terang Tadi.
Saat badai Covid-19 gelombang kedua merebak tahun lalu, limbah medis Covid-19 di RS pelat merah itu mencapai 400 kg hingga 500 kg per hari. Dia mengakui, limbah medis yang dihasilkan akan sebanding dengan banyaknya jumlah pasien yang dirawat.
‘’Karena jumlah pasiennya saat itu overload. Begitu pasien masuk, banyak yang punya penyakit komplikasi, sehingga rawat inapnya panjang. Otomatis limbah yang dihasilkan oleh satu orang juga banyak,’’ jelasnya.
Sedangkan, diakuinya, gelombang ketiga Covid-19 merebak selama beberapa pekan terakhir. Menurut dia, pasien yang dirawat tidak semuanya dalam kondisi kritis. Selain itu, sirkulasi pasien yang masuk dan keluar per hari terhitung cepat.
‘’Misalnya per 23 Februari 2022 pukul 06.00 WIB, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat sebanyak 62 orang dari kapasitas 75 TT (tempat tidur). Bisa jadi nanti sore ada tambahan pasien lagi, namun ada juga pasien yang keluar di hari yang sama,’’ imbuh Tadi.
Angka bed occupation ratio (BOR) di fasilitas isolasi dan layanan Covid-19 RSUD dr Soegiri Lamongan hampir menyentuh seratus persen. Meski begitu, pihaknya belum berencana menambah ruang isolasi baru di gedung RS sisi selatan.
‘’Plan (rencana, Red) menyiapkan ruang isolasi baru memang ada, tapi belum diterapkan. Karena situasi di lapangan masih tercukupi,’’ terang Tadi. (din/ind)