27.8 C
Bojonegoro
Friday, June 2, 2023

Stunting Menjadi Perhatian Dinkes Lamongan

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan mencatat terjadi penurunan kasus stunting setiap tahunnya. Namun, kasus tinggi dan gizi anak tidak sesuai usia tersebut masih ditemukan tiap tahunnya. Dinkes Lamongan merinci perkembangan sesuai timbang di Bulan Februari Tahun 2019 terdapat 6.567 kasus dari 69 ribu balita yang diukur. Sedangkan, bulan yang sama tahun Tahun 2020 terdapat 4.952 kasus dari 66 ribu balita diukur. Bulan yang sama tahun lalu terjadi penurunan 3.774 kasus dari 51 ribu yang diukur.

 

Kepala Dinkes Lamongan dr. Taufik Hidayat menuturkan, masalah stunting ini persoalan bersama lintas sektor. Sebab, kaitannya dengan pemenuhan gizi pada bayi dan anak. Sehingga, pemahaman tentang pencegahan stunting jauh lebih penting untuk menghindari adanya kasus baru. Kemudian kasus lama diurai permasalahannya dan diselesaikan satu per satu.

 

‘’Kita sudah ada kader posyandu di masing-masing desa yang akan memberikan pendampingan mulai dari calon pengantin, ibu hamil, dan keluarga yang berisiko stunting,” tutur Taufik kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (22/6).

- Advertisement -

 

Taufik menuturkan, penanganan pertama stunting dengan pemberian makanan bayi dan anak sesuai dengan usianya. Selain itu, orang tua harus memperhatikan kebutuhan gizi anak. Sehingga, stunting bisa dicegah dengan peran ibu dalam memberikan pemenuhan gizi yang seimbang.

Menurutnya, pemberian gizi seimbang juga berkaitan dengan kemampuan masing-masing keluarga. Sehingga, penuntasan stunting ini menjadi masalah bersama yang harus segera diselesaikan.

 

‘’Target kita eliminasi stunting dengan upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan,” imbuhnya. (rka/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan mencatat terjadi penurunan kasus stunting setiap tahunnya. Namun, kasus tinggi dan gizi anak tidak sesuai usia tersebut masih ditemukan tiap tahunnya. Dinkes Lamongan merinci perkembangan sesuai timbang di Bulan Februari Tahun 2019 terdapat 6.567 kasus dari 69 ribu balita yang diukur. Sedangkan, bulan yang sama tahun Tahun 2020 terdapat 4.952 kasus dari 66 ribu balita diukur. Bulan yang sama tahun lalu terjadi penurunan 3.774 kasus dari 51 ribu yang diukur.

 

Kepala Dinkes Lamongan dr. Taufik Hidayat menuturkan, masalah stunting ini persoalan bersama lintas sektor. Sebab, kaitannya dengan pemenuhan gizi pada bayi dan anak. Sehingga, pemahaman tentang pencegahan stunting jauh lebih penting untuk menghindari adanya kasus baru. Kemudian kasus lama diurai permasalahannya dan diselesaikan satu per satu.

 

‘’Kita sudah ada kader posyandu di masing-masing desa yang akan memberikan pendampingan mulai dari calon pengantin, ibu hamil, dan keluarga yang berisiko stunting,” tutur Taufik kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (22/6).

- Advertisement -

 

Taufik menuturkan, penanganan pertama stunting dengan pemberian makanan bayi dan anak sesuai dengan usianya. Selain itu, orang tua harus memperhatikan kebutuhan gizi anak. Sehingga, stunting bisa dicegah dengan peran ibu dalam memberikan pemenuhan gizi yang seimbang.

Menurutnya, pemberian gizi seimbang juga berkaitan dengan kemampuan masing-masing keluarga. Sehingga, penuntasan stunting ini menjadi masalah bersama yang harus segera diselesaikan.

 

‘’Target kita eliminasi stunting dengan upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan,” imbuhnya. (rka/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Diduga Ceroboh, Pelajar Dilindas Bus

Meninggal Tak Wajar, Makam Dibongkar

Inovasi Pertanian untuk KUD Sedya Mulya

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/