CARI IKAN DI TAMBAK: Petambak menebarkan jala di lahan tambaknya yang kebanjiran. (ANJAR DWI PRADIPTA/RDR.LMG)
- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas Perikanan Lamongan mendata 7.567 hektare lahan tambak di Bengawan Jero terdampak banjir.
Kecamatan Kalitengah paling terdampak. Lahannya mencapai 2.198 hektare yang kebanjiran. Kemudian, Karangbinangun (1.600 hektare), Turi (1.124 hektare), Glagah (1.086 hektare), Deket (1.064 hektare), dan Karanggeneng (495 hektare).
Menurut Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Lamongan, Mohamad Abas, kerugian diperkirakan mencapai Rp 25,7 miliar. ‘’Kerugian ini ikan keluar dari tambak akibat banjir,’’ ucapnya.
- Advertisement -
Hitungannya, lanjut dia, nilai kerugian setiap hektare tambak Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta. Selain kerugian akibat ikan keluar dari tambak, Abas juga menghitung nilai kerusakan lahan sekitar Rp 18,8 miliar. Dia mencontohkan kerusakan itu seperti rusaknya pematang sawah, disel yang rusak karena ketinggalan, dan kerusakan peralatan tambak lainnya.
Sementara itu, sejumlah petambak mencoba menjaring ikan di tambaknya yang kebanjiran. Warno, petambak di Kemlagilor, Turi, mengatakan, saat menebarkan jala, dirinya hanya mendapatkan 5 kilogram udang vaname. ‘’Karena banjir, waring tidak kuat menahan luapan air, akhirnya keluar ikannya,’’ katanya sambil memerlihatkan hasil tangkapannya ke wartawan koran ini. (sip/yan)
Ilustrasi (Ainur Ochiem/RDR.BJN)
LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas Perikanan Lamongan mendata 7.567 hektare lahan tambak di Bengawan Jero terdampak banjir.
Kecamatan Kalitengah paling terdampak. Lahannya mencapai 2.198 hektare yang kebanjiran. Kemudian, Karangbinangun (1.600 hektare), Turi (1.124 hektare), Glagah (1.086 hektare), Deket (1.064 hektare), dan Karanggeneng (495 hektare).
Menurut Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Lamongan, Mohamad Abas, kerugian diperkirakan mencapai Rp 25,7 miliar. ‘’Kerugian ini ikan keluar dari tambak akibat banjir,’’ ucapnya.
- Advertisement -
Hitungannya, lanjut dia, nilai kerugian setiap hektare tambak Rp 3 juta hingga Rp 3,5 juta. Selain kerugian akibat ikan keluar dari tambak, Abas juga menghitung nilai kerusakan lahan sekitar Rp 18,8 miliar. Dia mencontohkan kerusakan itu seperti rusaknya pematang sawah, disel yang rusak karena ketinggalan, dan kerusakan peralatan tambak lainnya.
Sementara itu, sejumlah petambak mencoba menjaring ikan di tambaknya yang kebanjiran. Warno, petambak di Kemlagilor, Turi, mengatakan, saat menebarkan jala, dirinya hanya mendapatkan 5 kilogram udang vaname. ‘’Karena banjir, waring tidak kuat menahan luapan air, akhirnya keluar ikannya,’’ katanya sambil memerlihatkan hasil tangkapannya ke wartawan koran ini. (sip/yan)