DINAS Pendidikan (Disdik) Lamongan mendapatkan laporan 3 TK dan 24 SD terdampak banjir. Tiga TK berada di wilayah Kecamatan Deket. Yakni, TK/KB Pertiwi Weduni, TK/KB Roudlotul Athfal Tukerto, dan TK/KB Mekar Mulyo 2 Sidomulyo.
Sementara rincian 24 SD yang terdampak, 7 SD di Kecamatan Karangbinangun, 6 SD di Glagah, masing – masing 4 SD di Kalitengah dan Turi, serta 3 SD di Deket.
Kepala Disdik Lamongan, Munif Syarif, mengatakan, pemantauan di sejumlah titik yang terdampak banjir terus dilakukan. Di Kecamatan Karangbinangun, sebagian ruangan tidak bisa digunakan karena akses untuk masuk tergenang. Sebagian lagi, bisa digunakan proses pembelajaran.
Munif meminta lembaga berkoordinasi dengan korwil setempat untuk pendampingan siswa terdampak. Sekolah dapat memanfaatkan fasilitas di desa atau melakukan pembelajaran daring. Sehingga kegiatan pembelajaran tetap berjalan meski dalam kondisi banjir. “Kita maksimalkan agar kegiatan belajar mengajar tetap jalan dengan memanfaatkan fasilitas darurat yang tersedia,” jelasnya.
Selain itu, dia meminta ada piket siaga banjir bagi guru dan tenaga pendidikan. “Sebaiknya ada petugas piket untuk pengamanan aset di sekolah,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan, Muslimin, menuturkan, hingga kemarin (21/2), 6.320 rumah terdampak banjir. Juga, 19 PAUD/TK, 25 SD, dan 1 SMP. ‘’Himbauan kepada masyarakat Lamongan, dalam kondisi seperti ini harus berhati-hati. Anak-anak jangan sampai bermain air kalau tidak bisa berenang. Karena kemarin sudah terjadi korban tenggelam,’’ katanya.
Sementara itu, kemarin (21/2), gedung SDN Jelakcatur, Kecamatan Kalitengah, sepi. Semua ruangan di sekolah tersebut tergenang. Ketinggian air, 25 – 50 sentimeter (cm).
Kepala SDN Jelakcatur, Wawan Nurhadi, menuturkan, karena air tinggi, sesuai instruksi dari dinas, mulai kemarin pembelajaran dilakukan daring. ‘’Untuk kenyamanan dan keamanan anak-anak,’’ ujarnya.
Di SDN Somosari, sebagian pembelajaran daring. Maskur, salah satu guru, menuturkan, khusus kelas 3 daring. Siswa kelas 1, 2, dan 4, di rumah terdekat. Sedangkan kelas 5 dan 6, masuk di sekolah. ‘’Sambil merawat sekolah, ‘’ jelasnya.
Sementara siswa MI, MTs, dan SMA Khozainul Ulum Bojoasri, Kecamatan Kalitengah juga diliburkan. Kepala SMA Khozainul Ulum, Musa, menuturkan, sampai minggu depan pembelajaran dilakukan daring. Gedung sekolah memang berlantai dua. Namun, akses jalan menuju sekolah tersebut cukup sulit karena banjir. ‘’Belahan barat sudah 50 cm, jadi sepeda motor tidak bisa lewat,’’ ucapnya.
‘’Demi kenyamanan belajar dan keselamatan anak-anak, karena akses sudah banjir, daring sampai Sabtu,’’ kata Kepala MI Mambaul Ma’arif Desa Putat Kumpul, Kecamatan Turi, Muhammad Ariifullah, saat dikonfirmasi terpisah. (rka/sip/yan)